Tn.Filep Karma |
Jayapura MD- Filep Karma,
yang divonis hukuman penjara selama 15 tahun karena menaikkan bendera Bintang
Kejora dan berbicara dalam pawai prokemerdekaan Papua pada 2004 lalu, bebas
dari Penjara Abepura pada Kamis (19/11).
Jayapura MD-
Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih, Kolonel Teguh Pudji Raharjo, mengatakan
ia mengetahui Filep Karma telah dibebaskan. Namun, dia mengaku belum mencium
gelagat bahwa Filep akan kembali memimpin gerakan kemerdekaan Papua.
Meski
demikian, dia mengindikasikan bahwa Filep akan terus mendapat pengawasan.
“Kalau
memang melanggar norma dan aturan yang sudah ditentukan, ya pasti itu akan
berurusan dengan hukum dan polisi tidak akan tinggal diam. Kita akan selalu
memonitor perkembangan dan situasi yang ada,” kata Teguh kepada wartawan BBC
Indonesia, Jerome Wirawan.
Tolak grasi
Berbicara
kepada BBC Indonesia dalam wawancara pertamanya sejak dibebaskan, ia mengatakan
sangat kaget saat diberi tahu bahwa ia akan dibebaskan lebih awal mengingat dia
baru menjalani 11 tahun dari 15 tahun vonis penjara.
Filep Karma dijemput ketika tiba di lapangan museum waena
dengan jel-jel papua merdeka
|
Meski telah
bebas dari penjara, Filep Karma mengatakan masih terkurung dalam negara
Indonesia dengan aturan-aturannya yang disebut diskriminatif dan rasialis.
Lebih jauh, dia berpesan kepada Presiden Jokowi untuk mencabut semua aturan
yang melarang warga Papua menyerukan kemerdekaan Papua.
“Kemudian
(pemerintah Indonesia) membiayai pemilihan umum memilih anggota parlemen
nasional Papua. Membiayai orang Papua untuk mengadakan pelaksanaan kongres
penyusun undang-undang negara Republik Papua Barat. Lalu, membiayai pemilihan
umum presiden Papua Barat. Setelah semua siap, menyerahkan kedaulatan kepada
pemerintah Papua Barat. Indonesia bisa pulang dengan kepala tegak, dada
dibusungkan. Kami, orang Papua, akan mengakui ‘Memang benar, dulu Indonesia
jahat tapi Indonesia sadar akan kesalahannya dan berbuat baik untuk orang
Papua’,” papar Filep.
Dalam
berbagai kesempatan, pemerintah Indonesia menegaskan kemerdekaan bagi Papua
bukan opsi. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berkata bahwa Papua adalah
bagian dari Indonesia dan pemerintah memusatkan diri pada pembangunan.
***Koteka Son***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar