Tampilkan postingan dengan label PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Maret 2018

Makna Lambang IPDN

    Logo IPDN

  1. 1. Bintang warna kuning melambangkan Pancasila
  2. 2. Kapas warna putih melambangkan keadilan
  3. 3. Daun kapas warna hijau melambangkan kesejukan dan ketentraman
  4. 4. Padi warna kuning melambangkan kemakmuran.
  5. 5. Kombinasi bunga kapas dan daunnya berjumlah 17 melambangkan tanggal Proklamasi 17 Agustus 1945 berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  6. 6. Padi berjumlah 45 bermakna tahun kemerdekaan Republik Indonesia 1945.
  7. 7. Roda kemudi melambangkan pemerintahan.
  8. 8. Delapan jari roda kemudi melambangkan bulan lahirnya Proklamasi, dan melambangkan 8 penjuru angin yang dimaknai sebagai ke wilayahan, pemerintahan daerah dan Bhinneka Tunggal Ika.
  9. 9. Lambang yang berbentuk kelopak bunga lotus (teratai), bermakna kearifan.
  10. 10. Buku melambangkan sumber pengetahuan.
  11. 11. Warna biru laut yang mendasari lambang dimaknai sebagai tanggungjawab, ketangguhan, ketenangan dan inovasi yang tinggi.
  12. 12. Angka 2004 melambangkan tahun berdirinya IPDN.
  13. 13. Among, melaksanakan fungsi pamong yang berarti mengasuh dan mengemong menurut sistem among : Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tutwuri Handayani.
  14. 14. Praja artinya Peserta Didik (termasuk mahasiswa) IPDN.
  15. 15. Dharma artinya melaksanakan kewajiban, peraturan, kebenaran.
  16. 16. Kata-kata : Among Praja Dharma Nagari secara keseluruhan berarti IPDN mengemong Praja supaya setia pada kewajiban untuk mengabdi kepada Bangsa dan Negara.

Dibalik PIN PURNA PRAJA yang Baru

Pin Purna Praja Lama


Sepintas lalu seorang pegawai negeri sipil di suatu pemda berjalan dengan gagahnya. Bajunya amat rapi dan terlihat masih kencang. Sepatunya hitam mengkilap seperti baru dibeli di toko kemarin sore. Bahkan rambutnya pun ditata rapi tidak gondrong ataupun disemir aneh-aneh layaknya trend yang sedang berkembang masa kini. Sejenak diperhatikan secara seksama, ada satu “LENCANA” yang menyilaukan berbentuk segi delapan tersemat di dada sebelah kanan atas. Praja yang jeli pun bertanya-tanya : “apakah dia purna praja? Jika benar, mengapa pinnya berbentuk segi delapan......???”

Sosok seorang purna praja dapat dikenali dari pin purna praja yang menempel di dadanya. Pin ini sudah biasa kita lihat baik di dalam kampus maupun di daerah. Bahkan ketika menjelang cuti tiba, kita biasa berbondong-bondong membeli pin ini untuk dioleh-olehkan kepada purna-purna kita di daerah.

Belakangan disadari, di kantin maupun pada distributor penjual atribut praja di luar kampus semuanya kompak memajang pin astabrata berbentuk segi delapan. Praja yang jeli tentunya perhatian akan perubahan ini. Bahkan di dalam kampus pengasuh purna pun kini mulai kompak mengenakan pin berbentuk segi delapan yang menyiratkan bahwa filosofi lama telah berganti pada filosofi yang baru yang tentunya menandai dimulainya sejarah baru dalam korps purna praja.

Dari segi enam berubah ke segi delapan.  Dari filosofi lama berganti ke filosofi baru. Di setiap sudut kampus lembah manglayang ini, praja selalu diajarkan bahwa segala hal yang ada di kampus mengandung filosofi yang tidak boleh kita sepelekan dan harus dianggap sakral. Misalnya saja kedudukan bangunan kampus yang membentuk garis lurus mulai dari sekretariat bawah hingga gedung menza nusantara. Hal ini melambangkan cita-cita peserta didik yang sangat tinggi dan harus dilalui secara perlahan menuju puncak. Demikian pula hal yang sama berlaku bagi setiap penggunaan atribut praja yang menggambarkan makna yang berbeda-beda. Atribut ini membangkitkan rasa kebanggaan bagi setiap penggunanya karena tentu saja perjuangan yang harus dilalui untuk mendapatkannya tidak mudah.  Namun biasanya, kebanyakan praja justru hanya mengenakan atribut-atribut ini tanpa mengetahui makna dan filosofi  apa yang ada dibaliknya.
Pin Purna Praja Baru

Perubahan pin purna praja menjadi delapan segi dilatarbelakangi oleh filosofi ajaran kepemimpinan kuno asta brata. Asta brata adalah delapan ajaran utama tentang kepemimpinan yang merupakan petunjuk Sri Rama kepada Bharata (adiknya)yang akan dinobatkan menjadi raja Ayodhya. Asta Brata berisikan delapan sifat yang patut dimiliki oleh seorang pemimpin khususnya seorang Kepala Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat. Uraian tentang Asta Brata sebagai berikut. Adapun bagian-bagian dari Asta Brata yakni:





1. Indra Brata Adalah sifat seorang pemimpn (raja) yang dapat memberikan kesenangan material (kesejahtraan atau kemakmuran) bagi yang dipimpinnya.
2. Yama Brata Adalah sifat seorang pemimpin yang dapat menegakkan kebenaran dan keadilan terhadap bawahannya, dengan memberi hukuman kepada yang berbuat salah sesuai dengan kesalahan yang dilakukannya.
3. Surya Brata Adalah sifat seorang pemimpin yang dapat memberikan penerangan yang menyeluruh dan merata kepada seluruh bawahannya, serta tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
4. Candra Brata Adalah sifat seorang pemimpin yang harus dapat wajah yang tenang, berseri-seri, dan ceria, sehingga menyejukkan dan memberi kepuasan bathin bagi rakyatnya. Dewa Candra adalah dewa bulan yang merupakan simbul kesejukan.
5. Bayu Brata Adalah sifat seorang pemimpin yang dalam menerima data atau laporan hendaknya menyelidiki kebenarannya terlebih dahulu.
6. Kuwera Brata Adalah sifat seorang pemimpin yang harus hemat dan cermat dalam menggunakan keuangan negara, dan juga harus rapi, baik dalam berpakaian, berbicara, maupun bertindak.
7. Baruna Brata Adalah sifat seorang pemimpin yang harus berusaha keras dengan segala kemampuannya untuk menyelamatkan segala hal-hal yang mengganggu kenyamanan bawahannya, serta berpengetahuan luas sehingga dapat memecahkan segala permasalahan.
8. Agni Brata Adalah sifat seorang pemimpin yang harus berani dalam menghadapi segala rintangan, tuntutan dalam menyelesaikan segala masalah, serta mampu membangkitkan semangat kerja bawahannya.

Kamis, 07 September 2017

5 TAHUN DALAM 5 MENIT


Atas Rahmat Tuhan Allah yang maha kuasa
TULISAN INI SAYA MULAI TULIS  PADA TANGGAL 27/8/2017 JAM 12.17 AM

1.       SAYA UWAPO WIYAI
Kenapa saya bilang kalau saya uwapo wiyai?

2.       INI BUKA RENCANA TUHAN NAMUN INI KESALAHAN SAYA
3.       ADA HAL-HAL TERTENTU YANG TIDAK SAYA IKUTI SEPERTI JAGA SERAMBI JAGA WISMA DAN JAGA POSKO MAKA SAYA SAYA SEBAGAI RAJA KAMPUS


4.       HANYA TUHAN SAJA YANG TAU TUJUAN HIDUPKU WP. EDISON  JIKWA
5.       TUHAN MELIHAT SAYA BAHWA SAYA MAMPU MENAHAN KEGAGALAN SEHNGGA SAYA MENDAPATKAN KEGAGALAN PENDIDIKAN

6.       LA
SKIRIPSI/LA tidak berat, Ibaratnya seperti LAPORAN sebab Yang mengamati  persoalan adalah kami sendiri karena kami sendiri yg melaksankan kkn/magang/praktek, bukan Dosen Pembimbing atau dosen Penguji. Tugas Dosen Pembimbing adalah mengoreksi Tulisan kita dan  membimbing kita agar kita dapat menyusun SKIRIPSI/LA dengan baik, lalu Tugas Dosen penguji adalah Mempertanyakan Hasil kerja kita dalam bentuk ujian oleh karena itu kita  tidak perlu Takut ataupun gugup Untuk menyelesaikan SKIRIPSI/LA dan Mempertanggungjawabkan SKIRIPSI/LA saat Ujian Maju Meja.
#semangat_bimbingan
#tunjukan_kemampuan


#uwapo_wiyai &  Obika Mogoutopai ppm 2018.

PANJANG CERITANYA
MASIH BERSAMBUNG

Minggu, 21 Mei 2017

Sejarah Panjang IPDN, Sekolah Calon Pejabat Sejak Zaman Belanda

Kampus IPDN Jatinangor
Dikutip dari situs ipdn.ac.id dijelaskan sekolah calon pejabat ini sudah ada sejak zaman Belanda pada tahun 1920. Saat itu dibentuk sekolah pendidikan Pamong Praja yang  bernama Opleiding School Voor Inlandshe Ambtenaren ( OSVIA ) dan Middlebare Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (MOSVIA). Para lulusannya dimanfaatkan  untuk  memperkuat penyelenggaraan pemerintahan Hindia Belanda.

Pada tahun 1948 di awal kemerdekaan dibentuklah lembaga pendidikan dalam lingkungan Kementrian Dalam Negeri yaitu Sekolah Menengah Tinggi (SMT) Pangreh Praja yang kemudian berganti nama menjadi Sekolah Menengah Pegawai Pemerintahan Administrasi Atas (SMPAA) di Jakarta dan Makassar.      

Pada Tahun 1952, Kementrian Dalam Negeri menyelenggarakan Kursus Dinas C (KDC) di Kota Malang, dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan pegawai golongan DD yang siap pakai dalam melaksanakan tugasnya. Seiring dengan itu, pada tahun 1954 KDC juga diselenggarakan di Aceh, Bandung, Bukittinggi, Pontianak, Makasar, Palangkaraya dan Mataram.

Seiring berkembangnya penyelenggaraan pemerintahan makan peemerintah mendirikan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) pada tanggal 17 Maret 1956 di Malang, Jawa Timur berdasarkan SK Mendagri No.Pend. 1/20/565 tanggal 24 September 1956 dan diresmikan oleh Presiden Soekarno.

Lulusan APDN akan mendapat gelar sarjana muda (BA) dan dirasa masih perlu dikembangkan lagi. Oleh karena itu pemerintah membentuk Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) yang berkedudukan di Kota Malang Jawa Timur berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 8 Tahun 1967, selanjutnya dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Nomor 119 Tahun 1967. Peresmian berdirinya IIP di Malang ditandai dengan peresmian oleh Presiden Soekarno pada tanggal 25 Mei 1967.  Pada tahun 1972 IIP pindah ke Jakarta dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.

APDN terus berkembang seiring dengan bertambahnya kebutuhan tenaga aparatur pemerintah di setiap daerah. Pada tahun 1970-an APDN terus didirkan di 20 provinsi di Indonesia, seperti di Banda Aceh, Medan, Bukittinggi, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Tanjung Karang, Bandung, Semarang, Malang, Mataram, Kupang, Ujung Pandang, Manado, Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Ambon, Jayapura.

Pada 1989, ke-20 APDN ini diintegrasikan menjadi satu di wilayah Jatinangor, Jabar. Pada 14 Agustus 1992 berdasarkan Kepres No. 42 Tahun 1992 sekolah ini berubah nama menjadi STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri) dan diresmikan oleh Presiden Soeharto. Setiap kelulusannya dikukuhkan oleh Presiden RI sebagai calon pamong prajamuda.

Setelah ada kejadian kekerasan hingga menewaskan seorang praja Wahyu Hidayat di STPDN tahun 2003, pemerintah lalu melebur STPDN dan IIP menjadi satu yakni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2004.

IPDN memiliki 2 fakultas yaitu Fakultas Politik Pemerintahan yang terdiri dari 2 jurusan yaitu jurusan Kebijakan Pemerintahan dan Jurusan Pemberdayaan Masyarakat. Kedua, Fakultas Manajemen Pemerintahan yang terdiri dari 4  jurusan yaitu Jurusan Manajemen Sumber Daya Aparatur, Jurusan Pembangunan Daerah, Jurusan Keuangan Daerah, dan Jurusan Kependudukan dan Catatan Sipil.

Kampus IPDN ada di Manado, Makassar, Pekanbaru, dan Bukittinggi. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 892.1­829 Tahun 2009 ditetapkan lokasi pembangunan kampus IPDN di daerah yaitu: di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, dan di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat, serta pada saat ini sedang dipersiapkan pengembangan Kampus IPDN di Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat, Kampus IPDN di Mataram diProvinsi Nusa Tenggara Barat dan Kampus IPDN di Jayapura Provinsi Papua.

Lulusan IPDN ini akan bekerja sebagai aparat pemerintahan baik di daerah atau di pusat. Banyak lulusannya yang menjadi lurah, camat hingga bupati. Ada juga yang bekerja di Kementerian dan menjadi ajudan pejabat.

Selasa, 19 April 2016

Kata Bapa Harus Menjadi Orang Yang berpendidikan



 
Pendapat Nelson Mandela/MD
Judul ini diambil dari sebuah realita tentang ungkapan perasaan  dari seorang Bapak kepada anaknya. Yang pernah diceritakan kepada saya sepekan yang lalu.

Judul diatas juga menunjukan kepada seorang anaknya bertujuan agar  giat belajar, Pintar untuk membaca situasi maupun kondisi dalam segala hal, pintar menempatkan diri dan bisa memecahkan suatu permasahan dengan mengambil suatu solusi yang terbaik.


Lalu apakah dengan kita menimbah ilmu disekolah maupun dikampus saja kita bisa menjadi orang yang berpendidikan? Saya Pribadi mengatakan tidak. karena seorang yang berpendidikan harus memiliki skill, bakat-bakat lain selain ilmu yang dimiliki dan pintar memecahkan suatu masalah dll.


Menjadi orang yang berpendidikan sangatlah mempunyai hubungan lansung dengan  jasmani seseorang ,yakni; sifat,cara berfikir,cara berbicara serta tindakan Seseorang, Sehingga karakter kita harus menunjukan bahwa kita sebagai orang yang berpendidikan, selain itu perlu ada implementasi sebagai pertunjukan bahwa kita orang yang berpendidikan sehingga dengan sendirinya sebagai seorang Berpendidikan akan ternampak.


Kenapa Pendidikan itu sangat penting?
Tidak bisa dipungkiri oleh setiap orang. Pendidikan memiliki efek positif pada kehidupan Manusia. Semua Orang perlu untuk belajar.


Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan kreatif. Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan kapasitas otak manusia dan untuk mengkordinasikan ekspresi mereka agar semakin maju dan berkembang maju.


Segala sesuatu yang kita buat hari ini berdasarkan pengetahuan yang kita peroleh, ini sebagai sebuah Contoh fakta dalam seharian. Salain itu apa yang akan kita buat sepanjang hidup kita itu semua juga berdasarkan pengetahuan yang kita peroleh melalui proses pendidikan yang pernah kita terima.


Beberapa ciri-ciri Orang yang berpendidikan sebagai berikut: ciri-ciri Orang yang berpendidikan:
1. Menciptakan hal-hal baru dan menemukan pengalaman-pengalaman baru.
2. Memegang Pada Prinsip Pribadi Tanpa mendengar perkataan Orang Kecuali didasarkan    Bukti nyata Fleksible.
3. Dari Cara Berpikir, meliputi: proses pemecahan masalah dan memutuskan suatu hal, dalam proses pemecahan masalah dan memutuskan suatu hal akan berpikir panjang kedepan dan akan  hati-hati dalam memilih jalan mana yang akan ditempuh.
4. Menerima bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Menyadari bahwa setiap pilihan yang diambil dapat mempengaruhi generasi-generasi berikutnya.
5. Lebih menyukai cinta, keingintahuan, rasa hormat, dan empati, daripada kekayaan materi.
6. Memilih aktivitas dan pekerjaan yang berkontribusi pada kebaikan dan keuntungan bersama.
7. Menyuarakan pendapatnya sendiri dengan penuh rasa percaya diri.
8. Selalu bertanya: “Siapakah diriku sebenarnya? Apa saja batasan yang aku miliki? Apa saja kemungkinan yang bisa aku raih?”
9. Menyadari dan mengeksplorasi warisan sejarah, budaya, dan tradisi dari para pendahulunya.

Salam, Terimakasih

Cerita Kami Dari Lembah Mangalayang

Mereka bilang kami menang gaya, Mereka bilang kami brutal, mereka bilang sekolah kami bak penampungan tukang pukul,  dan dunia seolah olah menghakimi kami ketika tindak kekerasan pada dunia pendidikan lagi dan lagi terjadi, padahal tidak banyak yang tahu bagaimana rasanya menjadi 'kami' .

kampus IPDN diLembah mangalayang





1. Masa SMA kebanyakan memang indah, tetapi menjadi PRAJA adalah anugerah Tuhan yang luar biasa.(Nasip-Nasipan)
 
Masa-Masa SMA.Doc Pribadi/MD
Bisa jadi perjuangan menjadi seorang praja merupakan momentum awal perubahan dalam diri kami. Meninggalkan euforia masa putih abu-abu dan mulai mempersiapkan masa depan adalah sungguh bukanlah hal mudah.

Bagaimana kami nanti, adalah tuaian dari apa yang kami kerjakan saat ini. Perjalanan panjang menempuh rantaian pendidikan dari mulai TK hingga SMA ternyata tidak cukup menjadi amunisi.

Terbiasa melewati tahapan tes yang singkat dan bahkan bisa jadi tanpa perlu kerja keras di setiap saringan masuk tingkatan pendidikan, membuat kami harus memaksakan diri, belajar dan berlatih lebih giat lagi, mengingat serangkaian tes yang ternyata memang tidaklah mudah.

Kami juga harus mempersiapkan diri menghadapi para pesaing kami yang berasal dari seluruh Indonesia. Kami tak hanya diukur dengan besaran nilai akademis, tetapi juga kesehatan serta kekuatan fisik, dan yang tidak kalah penting sekaligus paling menentukan, yaitu kepribadian kami melalui tes psikotes. Sistem gugur di setiap tahapan membuat kami selalu waspada. Salah salah strategi, kesempatan kami akan hilang begitu saja.

2. Menjadi yang termuda bukanlah kesempatan untuk bermanja, tetapi lebih dari sekedar status Muda Praja, adalah fase untuk belajar mendewasakan diri.
Muda Praja Angkatan XXIV (Napapuja).Doc Pribadi/MD
Setelah resmi dikukuhkan menjadi Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri, kami pun dihadapkan pada kenyataan bahwa masa remaja kami telah selesai. Masa remaja kami telah kami serahkan sepenuhnya kepada negara, dengan mengabdikan diri untuk dididik di Lembah Manglayang Jatinangor.

Siklus kehidupan Praja yang selama 24 jam non stop sedikit demi sedikit mulai merasuk dalam tingkah laku kami. Bagaimana seharusnya kami bertindak sesuai aturan yang mengikat kami adalah rentetan doktrin pengasuh dan senior yang kini telah menjadi nafas perjuangan kami.

Banyak yang bersentimen bahwa kami hanya dipaksa untuk dewasa sebelum waktunya. Anak kecil yang terbungkus oleh seragam sakti. Tapi lebih dari itu, kami sedang dipersiapkan lebih awal untuk menjadi dewasa.

Kami bukan karbitan, karena kami percaya, yang cepat bersinar akan lebih dahulu redup. Kami menikmati proses, dan ini adalah salah satu bagian dari perjalanan proses kami sebelum nanti di kemudian hari dihadapkan pada masyarakat dan negara.

3. Dia bukan Senior, dia adalah kakak kami dan Keluarga terdekat yang kami punya di Lembah Manglayang sebab kami Mempunyai Hubungan Batin yang sangat Erat.
Napapujadode Angkatan XXIII.Doc Pribadi/MD
Mendengar STPDN dan IPDN, pasti kalian akan berpikiran mengenai senioritas yang berlebihan seperti yang seringkali media massa ungkapkan. Padahal, kalian belum tentu merasakan bagaimana rasanya hidup di asrama, berjauhan dengan orang tua serta sanak keluarga. Kita bukanlah makhluk individual, yang tidak membutuhkan orang lain.

Senior kami tidak berdiri sebagai sosok mengerikan yang siap menghantui setiap tindak tanduk kami, tetapi mereka adalah tangan-tangan yang selalu bersedia membantu ketika kami kesusahan. Dialah kakak kami, yang tak henti-hentinya menularkan kami dengan ilmu ilmu kehidupan yang belum tentu kami dapatkan hanya dengan duduk di kelas mengikuti perkuliahan dan pelatihan.

Mereka lah yang lebih dahulu merasakan hangatnya terik matahari Jatinangor, sehingga dari mereka, kami bisa berguru bagaimana membiasakan diri bangun lebih cepat dari bunyi sirine mobil posko dan menutup hari lebih lambat dari lantunan lagu wajib ketika apel malam, namun tetap tak meninggalkan hari berlalu tanpa makna.

Dari mereka kami belajar, bagaimana menjadi seorang adik yang menghormati kakak, sebagaimana mereka mengayomi kami.

4. Kalian bertanya, apa yang kami kerjakan selama 4 tahun?

Seringkali banyak yang menanyakan pada kami, setelah masuk IPDN, apa yang kami kerjakan disana.
Kegiatan belajar dikelas.Doc Pribadi/MD
Sistem  pendidikan di IPDN adalah Sistem Jar-Lat-Suh, yaitu Pengajaran, Pelatihan, dan Pengasuhan. Sama seperti mahasiswa kebanyakan, kami juga melaksanakan perkuliahan. Materi perkuliahan berbicara seputar administrasi pemerintahan dan beberapa disiplin ilmu lainnya yang mendukung untuk terciptanya Pamong Praja Muda yang berintegritas.

Mulai dari Pengantar Ilmu Administrasi, Antropologi Budaya, Filsafat Ilmu, Sistem Pemerintahan Indonesia, dan masih banyak lagi, sekitar 64 bidang ilmu, tergantung pada kurikulum yang diberlakukan. Kami memang tidak bisa menentukan mata kuliah apa yang ingin kita ambil lebih dahulu, semua sudah sepaket terkemas dalam 4 tahun pendidikan. Itulah mengapa, kami juga tidak bisa bebas menentukan jam kuliah kami.

Kami melaksanakan perkuliahan dari pukul 07.30-12.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan Pelatihan yang dimulai pada pukul 13.30-15.30 WIB. Materi Pelatihan sebenarnya lebih kepada tata naskah dinas, yang merupakan bentuk praktek mengenai administrasi di dunia birokrasi nanti.

Setelah melaksanakan Pelatihan, kami diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri melalui Unit Kegiatan Praja sebagai bagian dari Pengasuhan. Yang ingin berolahraga, disiapkan stadion dan lapangan olahraga, yang ingin berlatih seni, disiapkan tempat kesenian. Pada intinya, kami tidak dibiarkan untuk merasakan diri terkungkung.


5. Kehidupan asrama menonton? Tidak, kami punya segudang cerita dan prestasi yang tak akan habis untuk diceritakan kembali.
Bersantai diasrama.Doc Pribadi/MD
Rasa jenuh memang selalu ada, dan tidak bisa dipungkiri, kehidupan di asrama memang membosankan jika kita tidak mengerti bagaimana mengendalikannya. Kami pernah bosan, berkutat di lingkaran yang sama setiap harinya, bahkan terkadang kami rindu dengan kehidupan di luar pagar nan gagah menjulang tinggi. Tapi kami tahu bahwa kehidupan kami adalah disini, dan kami sendiri lah yang harus mengisinya.

Ada banyak Unit Kegiatan Praja yang mampu menampung gebuan khas anak muda untuk berekspresi di dalam Ksatrian IPDN. Kami punya Gita Abdi Praja, Gita Puja Wyata, Band Khatulistiwa, PANDAWA, dan masih banyak lagi.

Setiap tahun kami pasti menyelenggarakan berbagai event mulai dari Gelar Kreasi Seni tiap-tiap angkatan, Donor Darah, Perayaan Idul Adha, Natal Ceremonial, Perarakan Ogoh-Ogoh saat Nyepi, IPDN EXPO, Pemilihan Putri Nusantara, dan berbagai kegiatan lainnya, yang semakin mengakrabkan kami, sekaligus juga mendekatkan kami dengan masyarakat sekitar.

Kami juga aktif mengirimkan perwakilan untuk mengikuti Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan se-Indonesia, dan Puji Tuhan selama keikutsertaan kami dalam ajang tersebut, kami belum pernah gagal meraih Juara Umum. Tak hanya itu saja, belakangan ini, kami terlibat dalam pertukaran mahasiswa dengan beberapa Universitas di luar dan dalam negeri, salah satunya dengan Khon Kaen University Thailand.

Yah, 
Berhentilah melihat sesuatu dari satu sisi, 
tapi bukalah mata selebar mungkin, 
agar terlihat jelas semua sisinya.


6. Dari IPDN kami paham, bahwa kami adalah salah satu lem perekat bangsa.
Mendapatkan Keluarga Baru Di IPDN;
Papua,sulawesi selatan,sulawesi utara,sumatera dan NTT
Rasa nikmat luar biasa yang patut kami syukuri adalah tentang menghabiskan empat tahun kebersamaan dengan teman-teman seperjuangan yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia. Lebih dari 500 kabupaten/kota di Indonesia menitipkan putera puteri kebanggaannya di tempat ini, Ksatrian IPDN. Dari IPDN kami akhirnya mengenal hampir semua logat bahasa daerah, dan tak jarang akhirnya menjadi aksen kami sehari-hari.

Dari IPDN kami sadar bahwa Indonesia tak hanya perkara Sabang sampai Merauke saja, tetapi ada banyak singgahan singgahan tempat yang menjadi bagian dari keluarga. Kami tak perlu takut lagi jika nantinya bahkan harus dibuang ke tempat terpencil yang mungkin saja sulit ditemukan di dalam peta, karena kami memiliki sebaran keluarga di seluruh Indonesia.

    Ya, keluarga yang pernah merasakan pahit manis kehidupan Lembah Manglayang.

    Indonesia Mini dalam IPDN.

7. Dan proses itu pun membuahkan hasilnya, Pamong Praja Muda.
Upacara Pelatikan Pamong Praja Muda
Penantian panjang selama 4 tahun akhirnya berbuah manis. Proses yang tak biasa, dengan terenggutnya masa muda oleh negara akhirnya memberikan jawabannya. Kami resmi dilantik menjadi Pamong Praja Muda, sebuah sebutan yang tak biasa kalian dengar, tapi sangat bermakna bagi kami.

Meski sebenarnya ini adalah awal dari perjuangan kami, tapi rasanya terlalu banyak yang dikurbankan untuk sampai di titik ini, dan kami harus merayakannya. Merayakan dalam rangka keberhasilan kami menuntaskan pendidikan sekaligus menyambut kompleksitas dunia birokrasi yang menanti selanjutnya.

Kami tak ingin menaruh harapan terlalu muluk terhadap bagaimana Indonesia nanti dengan adanya kami, sungguh kami bukanlah superheroes yang  mampu mengubah Indonesia,  tapi ijinkanlah kami membuka kembali kepercayaan masyarakat kepada kami.

Masa lalu almamater kami memang pernah sangat kelabu, bahkan mendekati gelap, tapi biarkanlah kenangan pahit itu menjadi sejarah, karena sesungguhnya tidak ada masa depan tanpa masa lalu, dan bangsa yang hebat adalah yang menghargai sejarah, bukan larut di dalamnya.

Terima kasih.

Senin, 28 Maret 2016

Sejarah Sekolah Berpola Asrama di Epouto, Secara Garis Besar

Photo: Pendiri Asrama Epoo,Pak Esau Tekege bersama Anak-anak asuh

Asrama Epoo di Epouto didirikan oleh seorang guru Senior, pada tahun 2006 dengan Fasilitas yang cukup sederhana.Tempat tinggal/penghinapan para siswa adalah rumah peninggalan Misionaris, yang sering disebut “Pute To Owaa” (suku Mee).

Awalnya Asrama Epoo dibuat khusus untuk Siswa SD kelas VI, bertujuan agar giat belajar demi persiapan menghadapi akhir study pada Sekolah Dasar.

Angkatan pertama yang bertempat tinggal diasrama tersebut adalah angkatan 2006, berjumlah 8 orang siswa SD YPPK Epouto.

Pembina Asrama yang sering dipakai adalah Para Frater yang melaksanakan tahun karya pada Paroki Epouto seperti Gabby Ukago 2011-2012, Pastor Stefan Yogi 2012-2013 dan masih banyak lagi, Mereka bertugas dengan penuh tanggungjawab sebagai seorang pamong Pengasuh atas tugas dipercayakan.

Namun setelah SMP YPPK Epouto berdiri kembali ditanah petatas, Asrama baru pun didirikan oleh pemerintah setempat. Setelah SMP YPPK Epouto semakin maju dan berkembang maka banyak siswa/I yang datang dari plosok-plosok kampung untuk mengenyam pendidikan pada SMP tersebut.

Mengingat banyak siswa/i yang datang dari luar kampung, Para pembina Asrama pun mengambil kebijakan atas persetujuan orang tua untuk menampung siswa/i SD kelas VI dan SMP.

Hingga sekarang Asrama tersebut masih menampung para muda/i suku Mee dan Migani yang membutuhkan Pendidikan.

Sumber; Pendiri Asrama Epoo, Pak.Esau

Koteka son

Selasa, 15 Desember 2015

Haus Pendidikan, Jerita anak negeri semakin Meningkat


ANAK-ANAK MULAI TERLANTAR 
Anak-anak jalanan/doc

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang didalamnya, Pendidikan tidak ada habisnya. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan generasi hidup, Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting.

Pada masa mendatang keberadaan Pemimpin yang tangguh untuk membangun daerah akan sangat sulit dicari, Mengingat betapa Pentinganya keberadaan seorang Pemimpin yang tangguh pada masa mendatang untuk mengolah kolektivitas yang memuat kebutuhan bersama bagi tujuan yang diinginkan, Maka Pemimpin susah untuk di tiadakan dalam kalangan masyarakat Manapun.

Anak merupakan generasi penerus bangsa bahkan mereka juga bisa dianggap sebagai penyelamat peradaban bangsa. Suatu bangsa akan mengalami kehancuran apabila tidak merawat generasi penerusnya. Namun akhir-akhir ini banyak kita lihat anak-anak maupun remaja tidak mendapat pendidikan yang semestinya mereka dapatkan, mereka ada yang menjadi Jalan,Pemabuk dan berbagai kegiatan yang sering kita temui dijalan.

Melihat hal seperti itu, dimana hati Pemerintah untuk membantu mereka agar mereka mendapat pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan.

Sedikit Cerita Bertemu anak jalan
Beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 24 juli 2015. Ketika saya melintasi motor dipinggil Pasar wakeitei “Saya prihatin melihat banyak Anak-anak yang masi di pinggir-pinggir Pasar kota wakeitei, yang semestinya mereka mendapat pendidikan namun harus berada dipinggir jalan/pasar.

Tepat pukul 17.15WP, saya kembali kepasar untuk membeli Kopsus+gula persiapan semalam. Sementara saya beli barang tersebut, ada seorang anak yang minta rokok Katanya ” wauwa tawa nauwudi”. Saya berbalik badan dan melihatnya ternyata seorang anak jalan didampingi dua Orang temannya, rasa belas kasihan pun tibul, saya memilih untuk bergabung dengan mereka disudut pasar wagete sambil merokok bareng, saya bertanya kepada mereka.

Kalian tidak dingin ka? Kaka Suda jadi hal biasa jawab seorang anak kecil yang kira-kira berumur 17 thn. Pertanyaan keduaku, Kalian tidak ingin sekolah ka? Saya suda tamat SMA tahun 2013, saya tidak melanjutkan kuliah Karena saya pernah buat Proposal untuk biyaya perkuliahan tapi tidak ada jawaban dari Pemda jadi. Sementara Ayahku juga suda meninggal makanya saya memilih untuk pulang kampung dan tinggal bersama mama-ku, jawab salah seorang dari mereka yang mengaku bahwa ia suda tamat SMA. Saya ingin sekolah karena perkiraan saya 10 atau 15 tahun kedepan Kami putra daerah akan menjadi penonton, orang lain yang akan datang merampas seluruh jabatan pemerintahan maupun lahan kami lanjut seorang Anak jalan yang juga pernah melanjutkan pendidikan hingga SMA kelas dua. 

Setelah mendengar suara hati mereka, Ternyata hati mereka sangat gembira dan mereka ingin sekolah selanjutnya saya tetap beri pengertian kepada mereka bawasannya kalian harus melanjutkan pendidikan untuk masa depan kalian dan Daerah serta Masyarakat.

***Koteka Son***

FORMULIR KONTAK

Nama

Email *

Pesan *