Tampilkan postingan dengan label PENGALAMAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PENGALAMAN. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 Maret 2020

Jadilah Wanita Yang Bangga Menemani Pasangan Dari Nol Hingga Sukses



Cinta yang sebenarnya adalah cinta yang saling berjuang satu sama lain dan berusaha untuk menjaga dan menemani pasangan kita bagaimanapun keadaannya. Yang terpenting juga cinta yang mau menerima pasangan dan mendukungnya pada saat terjatuh hingga menuju kesuksesan kelak. Dan sebagai wanita, muslimah memegang peranan penting dalam mendukung suami dalam usahanya hingga menuju kesuksesan. Karena wanita muslimah akan lebih bangga dan bahagia saat bisa menemani pasangan dari nol, bukan malah sebaliknya.

Karena Cinta Sejati, Adalah Cinta Yang Ada Baik Dalam Keadaan Susah Maupun Senang, Saat Berada Di Atas Maupun Di Bawah

Sudah menjadi kewajiban kaum muslimah untuk mendukung suaminya, bukan hanya karena sekedar kewajiban, tapi juga pembuktian cinta yang dimiliki. Dalam keadaan apapun, muslimah sejati akan tetap menemani dan mensupport suaminya. Karena bagaimanapun roda memang terus berputar. Kadang kita berada dibawah ataupun diatas. Tapi wanita sholehah akan tetap ada baik keadaan suami sedang terjatuh dan terluka.
Melihat Pasangan Sukses Setelah Berjuang Bersama Dari Nol, Akan Lebih Membanggakan, Dan InsyaAllah Rejekinya Lebih Barokah Untuk Kehidupan
Bagi wanita, mendapatkan pasangan yang masih dalam tahap menuju bahkan bermimpi untuk meraih kesuksesan adalah suatu kebahagiaan yang Allah SWT berikan. Bagaimana tidak? wanita tersebut punya kesempatan untuk membuktikan dirinya dan berjuang bersama suami untuk mendapatkan kesuksesan hidup baik di dunia dan di akhirat. Dan dia pun selalu berusaha mendukung suami bagaimanapun keadaannya. InsyaAllah rejeki yang di dapatkan dari hasil perjuangan bersamapun akan lebih barokah dan membahagiakan bagi keluarga.

InsyaAllah Lewat Perjuangan Bersama Menuju Kesuksesan, Juga Menjadikan Hubungan Dan Cinta Menjadi Lebih Erat, Wanita Mulia Sungguh Menerima Suaminya Apa Adanya, Dan Laki Laki Sholeh, Juga Bersyukur Mendapatkan Istri Sholehah

Dengan diberikannya kesulitan hidup, maka sebagai wanita kita sedang diuji kesetiaannya kepada suami. Sehingga saat melewati ujian tersebut, kita sama saja sudah menunjukkan kemuliaan diri kita sebagai seorang wanita dan hamba Allah dengan menerima suami apa adanya. Begitupun dengan suami, juga menyadari bahwa wanita yang mendampinginya adalah sebenar benarnya jodoh terbaik yang diberikan Allah SWT. Sehingga insyaAllah cinta dan jalinan hubungan lebih erat lewat perjuangan bersama.

Jadi Banggalah Wanita, Karena Tidak Hanya Mendapatkan Laki Laki Yang Sholeh dan Baik. Tapi Juga DiBerikan Kesempatan Untuk Berjuang Bersama Dari Nol, Bukannya Dari Sukses Menuju Ke Nol

Karena wanita yang mendekati saat laki laki sukses kebanyakan adalah wanita matrealistis yang sekedar mengincar harta laki laki, Tapi wanita yang benar benar mulia adalah wanita yang tetap setia saat pasangannya tak punya apa apa dan mau berjuang bersama dari Nol. Sungguh tidak hanya harus bangga terhadap diri sendiri, tapi percayalah Allah SWT pun bangga kepadamu, karena telah berhasil menemani, mendukung dan menjaga pasangan yang dititipkan bersamamu.
Jadilah wanita yang selalu menerima pasangan apa adanya, Berjuang bersama dalam kondisi apapun
Sumber: https://kepoid.com/jadilah-wanita-yang-bangga-menemani-pasangan-dari-nol-hingga-sukses/

Sabtu, 25 Mei 2019

Jayapura Detik Ini Juga Kita Putus

Foto diatas kapal Gunung Dempo
25 Mei 2019. Mogodagi. Doc

Jayapura- Selain tempat Aku menimbah ilmu, jayapura juga menjadi Tempat ku mengenal cinta dan tempat ku belajar nakal.

Sebagian perjalanan hidup saya ada di Jayapura, tapi sayangnya kita akan putus saat ini.

Pertengahan tahun 2010, KM Ngapulu menghantarkan saya pada kota impian yg akan menjadi kota studi saya yakni kota Jayapura. Awal saya mengijak kaki di port numbai untuk menimbah ilmu dengan keadaan tidak tau apa-apa. Namanya juga baru datang dari kampung jadi masih kampungan.

Hari demi hari ku lewati tanpa rasa beban. tetapi setelah dua bulan kemudian saya terpengaruh dengan situasi setempat hingga saya dapat mengenal cinta dan saya juga mengenal berbagai hal buruk, Namanya juga masa remaja.

Walaupun saya suda mengenal berbagai hal buruk tapi tujuan saya untuk menyelesaikan sekolah itu tetap saya laksanakan. Walau saya masi Mabuk play berat saya tetap ke sekolah.

Selama kelas X, XI dan XII saya sekolah dengan kenakalan saya itu. Setelah masuk semester dua kelas XII sy mulai sadar bahwa tinggal selangkah lagi saya akan menginjak Sekolah tinggi/kuliah. Akhirnya semua kenakalan saya itu saya mulai tinggalkan satu demi satu. Pada akhirnya dalam selang waktu 5 bulan saya dapat meninggalkan berbagai kenakalan saya itu. Selanjutnya, Saya mengikuti UN dengan keadaan sehat walafiat tanpa gangguan apapun, hasilnya Lulus.

Tiba waktunya untuk melanjutkan pendidikan tingkat tinggi. Saat itu saya tinggalkan jayapura, karen saya harus lanjutkan pendidikan diluar Papua. Saat itu saya pikir saya tidak akan balik lagi ke jayapura tetapi setelah selesai pendidikan saya kembali lagi ke jayapura untuk melaksanakan magang selama satu tahun di Kantor Satpol PP Provinsi Papua, disana saya dapat banyak pengalaman untuk bekal bagi masa depan saya dalam melaksanakan Tugas.

Terimakasih Kota Jayapura.

Foto saat diatas Kapal Gunung Dempo
Tujuan Nabire. MD. Doc
Saat ini tanggal 25 mei 2019, saya diatas KM Gunung Dempo, bertanda bahwa saya akan pulang kampung dan tinggalkan jayapura. Entah kapan kita akan bertemu? Saya pun tidak tau. Untuk saat ini saya hanya bisa ucapkan terimakasih banyak Jayapura dan KITA PUTUS.

Penulis: Uwapo Wiyai TPM

Minggu, 08 Juli 2018

KENAPA HARUS JUJUR?

Ilustrasi Foto JUJUR
Saya sering mendengar orang tua menasehati anak supaya harus menjadi orang yang jujur. Dalam mendidik dan memotivasi supaya seorang anak menjadi orang yang jujur, kerap sekali dikemukakan bahwa menjadi orang jujur itu sangat baik, akan dipercaya orang, akan disayang orang tua, dan bahkan mungkin sering dikatakan bahwa kalau jujur akan disayang dan dikasihi oleh Tuhan. Tapi setelah mencoba merenungkan dan menyelami permasalahan kejujuran ini, saya masih merasa tidak mengerti: "Kenapa jadi orang harus jujur?"

Umumnya jawaban yang saya dapat adalah bahwa kejujuran adalah hal yang sangat baik dan positif, dan kadang saya juga mendapat jawaban bahwa "Pokoknya jadi orang harus jujur!"
Jawaban-jawaban tersebut sampai saat ini memang sudah saya anggap "benar", tapi saya masih selalu tergelitik untuk terus mempertanyakan: "Kenapa orang harus jujur? Apakah baik dan positifnya? Lalu bagaimana juga jika dikaitkan dengan proses kepribadian kita?"

BAGAIMANA BERSIKAP JUJUR
Selain pertanyaan - pertanyaan diatas, selanjutnya dalam benak saya timbul pertanyaan: " Bagaimanakah kejujuran itu dapat dipraktekkan dalam sehari-hari, serta bagaimanakah sikap kita sebagai seorang yang jujur?"
1. Apakah kita sama sekali tidak boleh berbohong?
2. Dan mungkinkah kita selalu jujur dalam kehidupan sehari-hari ini?
3. Ataukah masih ada toleransi bagi kita untuk berbohong dalam hal-hal tertentu atau demi kepentingan tertentu?
Nah, mari kita renungkannya bersama!

CONTOH YANG LUCU (tidak jujur)
Dalam kehidupan sehari-hari, saya sering melihat (bahkan juga ikut terlibat) dalam berbagai macam bentuk aktivitas interaksi sosial dimasyarakat, yang justru kebanyakannya adalah wujud realisasi dari sikap tidak jujur dalam skala yang sangat bervariasi, seperti: Sering terjadi, orang tua bereaksi spontan saat melihat anaknya terjatuh dan berkata "Oh, tidak apa-apa! Anak pintar, tidak sakit, kok! Jangan nangis, yach!". Menurut saya, dalam hal ini secara tidak langsung si-anak diajarkan dan dilatih kemampuan untuk dapat "berbohong", menutup-nutupi perasaannya (sakit) hanya karena suatu kepentingan (supaya tidak menangis).

Selain itu saya juga sering melihat dan mengalami kejadian seperti: Saat seseorang bertamu kerumah orang lain, ketika ditanya: " Sudah makan, belum?", walaupun saya yakin tawaran sang tuan rumah "serius" biasanya dengan cepat saya akan menjawab "Oh, sudah!! Kita baru saja makan ", padahal sebenarnya saya belum makan.

Dalam lingkungan usaha / dagang, kejujuran sering disebut-sebut sebagai modal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan. Akan tetapi sangat kontroversial dan lucunya kok dalam setiap transaksi dagang itulah justru banyak sekali kebohongan yang terjadi. Sebuah contoh saja: penjual yang mengatakan bahwa dia menjual barang "tanpa untung" atau "bahkan rugi" hampir bisa diyakini pasti bohong.

Nah, jika demikian, lalu dimanakah letaknya kejujuran itu?
Atau bagaimanakah kejujuran yang dimaksud tersebut dapat diaplikasikan dalam dunia sehari-hari?
Lalu bagaimanakah kita dapat menjalani hidup ini yang juga mau tidak mau "harus" bertopeng?
Apakah mungkin, kita bisa tidak pernah berbohong sama sekali dalam hidup ini?
Pernah saya mencoba meyakinkan diri bahwa saya memang sudah "Jujur", tapi kemudian akhirnya saya kesulitan menjawab pertanyaan: "Apakah saya tidak membohongi diri sendiri?"

Selasa, 19 April 2016

Cerita Kami Dari Lembah Mangalayang

Mereka bilang kami menang gaya, Mereka bilang kami brutal, mereka bilang sekolah kami bak penampungan tukang pukul,  dan dunia seolah olah menghakimi kami ketika tindak kekerasan pada dunia pendidikan lagi dan lagi terjadi, padahal tidak banyak yang tahu bagaimana rasanya menjadi 'kami' .

kampus IPDN diLembah mangalayang





1. Masa SMA kebanyakan memang indah, tetapi menjadi PRAJA adalah anugerah Tuhan yang luar biasa.(Nasip-Nasipan)
 
Masa-Masa SMA.Doc Pribadi/MD
Bisa jadi perjuangan menjadi seorang praja merupakan momentum awal perubahan dalam diri kami. Meninggalkan euforia masa putih abu-abu dan mulai mempersiapkan masa depan adalah sungguh bukanlah hal mudah.

Bagaimana kami nanti, adalah tuaian dari apa yang kami kerjakan saat ini. Perjalanan panjang menempuh rantaian pendidikan dari mulai TK hingga SMA ternyata tidak cukup menjadi amunisi.

Terbiasa melewati tahapan tes yang singkat dan bahkan bisa jadi tanpa perlu kerja keras di setiap saringan masuk tingkatan pendidikan, membuat kami harus memaksakan diri, belajar dan berlatih lebih giat lagi, mengingat serangkaian tes yang ternyata memang tidaklah mudah.

Kami juga harus mempersiapkan diri menghadapi para pesaing kami yang berasal dari seluruh Indonesia. Kami tak hanya diukur dengan besaran nilai akademis, tetapi juga kesehatan serta kekuatan fisik, dan yang tidak kalah penting sekaligus paling menentukan, yaitu kepribadian kami melalui tes psikotes. Sistem gugur di setiap tahapan membuat kami selalu waspada. Salah salah strategi, kesempatan kami akan hilang begitu saja.

2. Menjadi yang termuda bukanlah kesempatan untuk bermanja, tetapi lebih dari sekedar status Muda Praja, adalah fase untuk belajar mendewasakan diri.
Muda Praja Angkatan XXIV (Napapuja).Doc Pribadi/MD
Setelah resmi dikukuhkan menjadi Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri, kami pun dihadapkan pada kenyataan bahwa masa remaja kami telah selesai. Masa remaja kami telah kami serahkan sepenuhnya kepada negara, dengan mengabdikan diri untuk dididik di Lembah Manglayang Jatinangor.

Siklus kehidupan Praja yang selama 24 jam non stop sedikit demi sedikit mulai merasuk dalam tingkah laku kami. Bagaimana seharusnya kami bertindak sesuai aturan yang mengikat kami adalah rentetan doktrin pengasuh dan senior yang kini telah menjadi nafas perjuangan kami.

Banyak yang bersentimen bahwa kami hanya dipaksa untuk dewasa sebelum waktunya. Anak kecil yang terbungkus oleh seragam sakti. Tapi lebih dari itu, kami sedang dipersiapkan lebih awal untuk menjadi dewasa.

Kami bukan karbitan, karena kami percaya, yang cepat bersinar akan lebih dahulu redup. Kami menikmati proses, dan ini adalah salah satu bagian dari perjalanan proses kami sebelum nanti di kemudian hari dihadapkan pada masyarakat dan negara.

3. Dia bukan Senior, dia adalah kakak kami dan Keluarga terdekat yang kami punya di Lembah Manglayang sebab kami Mempunyai Hubungan Batin yang sangat Erat.
Napapujadode Angkatan XXIII.Doc Pribadi/MD
Mendengar STPDN dan IPDN, pasti kalian akan berpikiran mengenai senioritas yang berlebihan seperti yang seringkali media massa ungkapkan. Padahal, kalian belum tentu merasakan bagaimana rasanya hidup di asrama, berjauhan dengan orang tua serta sanak keluarga. Kita bukanlah makhluk individual, yang tidak membutuhkan orang lain.

Senior kami tidak berdiri sebagai sosok mengerikan yang siap menghantui setiap tindak tanduk kami, tetapi mereka adalah tangan-tangan yang selalu bersedia membantu ketika kami kesusahan. Dialah kakak kami, yang tak henti-hentinya menularkan kami dengan ilmu ilmu kehidupan yang belum tentu kami dapatkan hanya dengan duduk di kelas mengikuti perkuliahan dan pelatihan.

Mereka lah yang lebih dahulu merasakan hangatnya terik matahari Jatinangor, sehingga dari mereka, kami bisa berguru bagaimana membiasakan diri bangun lebih cepat dari bunyi sirine mobil posko dan menutup hari lebih lambat dari lantunan lagu wajib ketika apel malam, namun tetap tak meninggalkan hari berlalu tanpa makna.

Dari mereka kami belajar, bagaimana menjadi seorang adik yang menghormati kakak, sebagaimana mereka mengayomi kami.

4. Kalian bertanya, apa yang kami kerjakan selama 4 tahun?

Seringkali banyak yang menanyakan pada kami, setelah masuk IPDN, apa yang kami kerjakan disana.
Kegiatan belajar dikelas.Doc Pribadi/MD
Sistem  pendidikan di IPDN adalah Sistem Jar-Lat-Suh, yaitu Pengajaran, Pelatihan, dan Pengasuhan. Sama seperti mahasiswa kebanyakan, kami juga melaksanakan perkuliahan. Materi perkuliahan berbicara seputar administrasi pemerintahan dan beberapa disiplin ilmu lainnya yang mendukung untuk terciptanya Pamong Praja Muda yang berintegritas.

Mulai dari Pengantar Ilmu Administrasi, Antropologi Budaya, Filsafat Ilmu, Sistem Pemerintahan Indonesia, dan masih banyak lagi, sekitar 64 bidang ilmu, tergantung pada kurikulum yang diberlakukan. Kami memang tidak bisa menentukan mata kuliah apa yang ingin kita ambil lebih dahulu, semua sudah sepaket terkemas dalam 4 tahun pendidikan. Itulah mengapa, kami juga tidak bisa bebas menentukan jam kuliah kami.

Kami melaksanakan perkuliahan dari pukul 07.30-12.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan Pelatihan yang dimulai pada pukul 13.30-15.30 WIB. Materi Pelatihan sebenarnya lebih kepada tata naskah dinas, yang merupakan bentuk praktek mengenai administrasi di dunia birokrasi nanti.

Setelah melaksanakan Pelatihan, kami diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri melalui Unit Kegiatan Praja sebagai bagian dari Pengasuhan. Yang ingin berolahraga, disiapkan stadion dan lapangan olahraga, yang ingin berlatih seni, disiapkan tempat kesenian. Pada intinya, kami tidak dibiarkan untuk merasakan diri terkungkung.


5. Kehidupan asrama menonton? Tidak, kami punya segudang cerita dan prestasi yang tak akan habis untuk diceritakan kembali.
Bersantai diasrama.Doc Pribadi/MD
Rasa jenuh memang selalu ada, dan tidak bisa dipungkiri, kehidupan di asrama memang membosankan jika kita tidak mengerti bagaimana mengendalikannya. Kami pernah bosan, berkutat di lingkaran yang sama setiap harinya, bahkan terkadang kami rindu dengan kehidupan di luar pagar nan gagah menjulang tinggi. Tapi kami tahu bahwa kehidupan kami adalah disini, dan kami sendiri lah yang harus mengisinya.

Ada banyak Unit Kegiatan Praja yang mampu menampung gebuan khas anak muda untuk berekspresi di dalam Ksatrian IPDN. Kami punya Gita Abdi Praja, Gita Puja Wyata, Band Khatulistiwa, PANDAWA, dan masih banyak lagi.

Setiap tahun kami pasti menyelenggarakan berbagai event mulai dari Gelar Kreasi Seni tiap-tiap angkatan, Donor Darah, Perayaan Idul Adha, Natal Ceremonial, Perarakan Ogoh-Ogoh saat Nyepi, IPDN EXPO, Pemilihan Putri Nusantara, dan berbagai kegiatan lainnya, yang semakin mengakrabkan kami, sekaligus juga mendekatkan kami dengan masyarakat sekitar.

Kami juga aktif mengirimkan perwakilan untuk mengikuti Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan se-Indonesia, dan Puji Tuhan selama keikutsertaan kami dalam ajang tersebut, kami belum pernah gagal meraih Juara Umum. Tak hanya itu saja, belakangan ini, kami terlibat dalam pertukaran mahasiswa dengan beberapa Universitas di luar dan dalam negeri, salah satunya dengan Khon Kaen University Thailand.

Yah, 
Berhentilah melihat sesuatu dari satu sisi, 
tapi bukalah mata selebar mungkin, 
agar terlihat jelas semua sisinya.


6. Dari IPDN kami paham, bahwa kami adalah salah satu lem perekat bangsa.
Mendapatkan Keluarga Baru Di IPDN;
Papua,sulawesi selatan,sulawesi utara,sumatera dan NTT
Rasa nikmat luar biasa yang patut kami syukuri adalah tentang menghabiskan empat tahun kebersamaan dengan teman-teman seperjuangan yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia. Lebih dari 500 kabupaten/kota di Indonesia menitipkan putera puteri kebanggaannya di tempat ini, Ksatrian IPDN. Dari IPDN kami akhirnya mengenal hampir semua logat bahasa daerah, dan tak jarang akhirnya menjadi aksen kami sehari-hari.

Dari IPDN kami sadar bahwa Indonesia tak hanya perkara Sabang sampai Merauke saja, tetapi ada banyak singgahan singgahan tempat yang menjadi bagian dari keluarga. Kami tak perlu takut lagi jika nantinya bahkan harus dibuang ke tempat terpencil yang mungkin saja sulit ditemukan di dalam peta, karena kami memiliki sebaran keluarga di seluruh Indonesia.

    Ya, keluarga yang pernah merasakan pahit manis kehidupan Lembah Manglayang.

    Indonesia Mini dalam IPDN.

7. Dan proses itu pun membuahkan hasilnya, Pamong Praja Muda.
Upacara Pelatikan Pamong Praja Muda
Penantian panjang selama 4 tahun akhirnya berbuah manis. Proses yang tak biasa, dengan terenggutnya masa muda oleh negara akhirnya memberikan jawabannya. Kami resmi dilantik menjadi Pamong Praja Muda, sebuah sebutan yang tak biasa kalian dengar, tapi sangat bermakna bagi kami.

Meski sebenarnya ini adalah awal dari perjuangan kami, tapi rasanya terlalu banyak yang dikurbankan untuk sampai di titik ini, dan kami harus merayakannya. Merayakan dalam rangka keberhasilan kami menuntaskan pendidikan sekaligus menyambut kompleksitas dunia birokrasi yang menanti selanjutnya.

Kami tak ingin menaruh harapan terlalu muluk terhadap bagaimana Indonesia nanti dengan adanya kami, sungguh kami bukanlah superheroes yang  mampu mengubah Indonesia,  tapi ijinkanlah kami membuka kembali kepercayaan masyarakat kepada kami.

Masa lalu almamater kami memang pernah sangat kelabu, bahkan mendekati gelap, tapi biarkanlah kenangan pahit itu menjadi sejarah, karena sesungguhnya tidak ada masa depan tanpa masa lalu, dan bangsa yang hebat adalah yang menghargai sejarah, bukan larut di dalamnya.

Terima kasih.

Senin, 14 Desember 2015

Sekilas Perjuangan-ku menjadi seorang Praja


"Beroleh Ilmu dan Pendidikan Perlu ada Perjuangan"

berikut Perjuanganku memasuki Kampus IPDN

Photo: Doc Pribadi

Setelah tamat SMA, Saya Berinisiatif untuk melanjutkan pendidikan  ke Perguruan Tinggi Kedinasan, Akademi Kepolisian (AKPOL) pun menjadi sasaran Pendidikan saya selanjutnya. Saya mendaftar diri melalui media Online dan selanjutnya menunggu Jadwal untuk Mengikuti test di POLDA Papua Yang diadakan Pada tanggal 23 Mei-24 Juni 2013. Tepat pada tanggal 20 mei dua hari lagi untuk melaksanakan Tes, Badan saya Mulai menggigil akhirnya saya jatu sakit sehingga cita-cita Untuk menjadi seorang TARUNA pun tidak jadi, Saya Berdoa dan Menyerahkan Semuanya kepada Tuhan Dengan Harapan bahwa Sembuhkan sakit-kesakitan ini, tetapi Sakit tersebut semakin hari semakin Parah dan tidak Pernah Sembuh hingga Masuk Bulan Juni, Saya memilih Untuk Pulang kampung dan tidak Melanjutkan Pendidikan. setelah tiba dikampung sakit saya pun mulai berkurang tanpa mengkomsumsi Obat-obatan, setelah 3 (tiga) hari kemudian dengan sendirinya sakit pun menghilang Alias saya sembuh Total Padahal saya sakit Berat, Pikiran Untuk Melanjutkan sekolah Pun mulai timbul dalam benakku dan saya berpikir bahwa "Pasti Tuhan Mempunyai rencana Lain dalam hidup-ku Karena Tuhan Selalu menyiapkan yang terbaik buat Umatnya". Selanjutnya saya bingung? Mau  Daftar dimana? atau Apakah saya harus Menganggur satu Tahun lagi ?? Jawabannya TIDAK. Semua perguruan tinggi sudah tutup.

Tuhan Memberikan satu kesempatan lagi buat saya, yaitu Mendaftarkan diri sebagai seorang CAPRA IPDN (CALON PRAJA IPDN) di BKD kabupaten, Saya sangat Ragu dan Bingun Untuk Mengikuti  Test Ini, Karena Menurut isu yang saya dengar saat itu, Setiap Tahun Jumlah orang yang Lulus Pasti Cuma Hitungan Jari, Test ini juga memakai Pelicin dalam tanda kutip, Saya Ragu!!!  Apakah saya Bisa LULUS atau TIDAK?

Tapi saat itu saya Mempunyai Motivasi besar untuk mengikuti tes tersebut“BELAJAR DARI KEGAGALAN KARENA KEGAGALAN ITULAH YANG AKAN MENGANTARKAN ANDA PADA KESUKSESAN” Ini menjadi suatu Motivasi saya saat itu. Saya ingin mengikuti test IPDN karena saya Tahu ini pasti Jalan Satu-satunya yang Tuhan siapkan Buat saya untuk masa depan-ku. Akhirnya saya Daftar Diri sebagai seorang Calon Praja IPDN dan Bersaing dengan 11 (sebelas) Calon Praja Lainya dari Kabupaten-ku. Selanjutnya kami mengikuti Tes ditingkat Kabupaten yang dilaksanakan Di Nabire Yaitu Tes Psikologi, setelah tiga minggu berjalan hasil tes pun diumumkan dan yang lulus dari kabupaten-ku berjumlah 7 (Tujuh) Orang, seleksi pertama saya dinyatakan LULUS, selanjutnya kami Menuju kejayapura Untuk mengikuti Seleksi selanjutnya di Jayapura, dimana tesnya yang Dilaksanan Pada Tanggal 19-28 September 2013. Seleksi demi Seleksi, Tahapan demi Tahapan pun Aku lewati dengan Keadaan Sehat, Usai semua seleksi Maupun Tahapan Saya Memilih Untuk Tidak  pulang ke Daerah, saya bersabar menanti hasilnya dijayapura sambil melakukan aktivitas seharian-ku Bersama Yokagaido.

Setelah sebulan berlalu hasil yang ditunggu-tunggu belum di Umumkan juga. Akhirnya Tiap saat, tiap waktu saya Membuka RRI terus-menerus sampai saya memanaskan Hendphone saya sehari dua kali, tiap hari kegiatan-ku duduk dirumah sambil mendengarkan RRI namun Pada suatu sore Pengumuman Hasil tes Calon Praja Pun diumumkan Lewat RRI, Hati saya Pun Mulai bergetar ketika daftar Nama yang Lulus IPDN mulai disebut ternyata apa yang terjadi ketika mereka menyebutkan nama-ku saya cuma bisa menjatuhkan Air Mata saja Karena Tuhan Telah Membantu-ku dijalan lain..

Keesokan harinya Saya Mulai mengambil Hendphone dan Menelpon Ortu-ku.
saya     : Hallo Mama waee koya Abataooo
Mama : koya abata pare.
             Magio Pare?
saya    : Aniki IPDN ena Natipai nu.
Mama : Enaka Sekolah teuwi kodoko, Tuhan yako koudaiga (IPDN) Uwi katipi kodokoyoka
saya     : i no mama , inike aweta wako jawa koda neuwitai ka Koyanu.
Mama : Enaka Koyaooo.

Akhirnya HARAPANKU SESUAI DENGAN KENYATAAN dan Saya Mulai Mengerti Bahwa RENCANA TUHAN memang Selalu Indah pada waktunya.

Demikian Pengalaman yang dapat saya posting kali ini. Kiranya Postingan Ini Bisa Menjadi Inspirasi Bagi Kita Semua.Terimakasih. (***)

FORMULIR KONTAK

Nama

Email *

Pesan *