Seperti yang kita ketahui bahwa dinegara Indonesia Mempunyai Banyak suku,Ras,agama dan budaya dari beberapa hal tersebut kini kita akan bahas tentang budaya dari salah satu Suku yang berada di papua yaitu suku mee.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Suku Mee adalah salah satu suku yang
berdiam didataran tinggi penggunungan tengan Papua, Dengan memiliki Budayanya
sendiri. Arti dari kata Mee adalah "Manusia" keberadaan suku Mee pada
Umumnya satu, kemudian dengan masuknya pemerintahan maka terbagi atas beberapa
daerah sehingga saat ini mempunyai beberapa kabupaten "Paniai, Deiyai,dan
dogiyai " Namun mata pencahariannya
sama yaitu dengan bercocok tanam (berkebun) selain itu mereka juga sebagai
kecil becocok Nelayan Selanjutnya Agama yang dianut oleh suku Mee"Kristen
Protestan Dan Kristen Khatolik".
Suku Mee ini memiliki daya tarik yang unik ketika kita mengenali koteka dan moge. Koteka adalah pakaian adat suku mee yang dipakai oleh seorang laki-laki, sedangkan Moge adalah pakaian adat suku mee yang dipakai oleh seorang wanita/seorang perempuan.
Pada dasarnya zaman ke zaman sejarah dapat mengungkapkan bahwa suku Mee memiliki budaya yang paling menarik perhatian bagi wisatawan lokal maupun wisatawan manca-negara melalui daya tarik koteka dan moge ini. Secara praktisnya koteka dan moge ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama rutinitas, upacara adat, pelantikan pemimpin daerah, pesta dansa maupun lainnya. Dengan demikian, Pariwisata Deiyai mampu mengungkapkan bahwa budaya suku Mee adalah budaya yang berkaitan dengan sistem sosial budaya di mana memiliki nilai totalitas, tata sosial, dan tata laku manusia. Namun, sekarang pariwisata mengangkat koteka dan moge sebagai cinderamata yang dihasilkan oleh masyarakat lokal tersebut. Maka koteka dan moge ini menjadi nilai kebudayaan leluhur dari turun-temurun nenek moyang mereka, sehingga sekarang menjadi aset cinderamata yang di gunakan oleh masyarakat lokal.
Suku Mee ini memiliki daya tarik yang unik ketika kita mengenali koteka dan moge. Koteka adalah pakaian adat suku mee yang dipakai oleh seorang laki-laki, sedangkan Moge adalah pakaian adat suku mee yang dipakai oleh seorang wanita/seorang perempuan.
Pada dasarnya zaman ke zaman sejarah dapat mengungkapkan bahwa suku Mee memiliki budaya yang paling menarik perhatian bagi wisatawan lokal maupun wisatawan manca-negara melalui daya tarik koteka dan moge ini. Secara praktisnya koteka dan moge ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama rutinitas, upacara adat, pelantikan pemimpin daerah, pesta dansa maupun lainnya. Dengan demikian, Pariwisata Deiyai mampu mengungkapkan bahwa budaya suku Mee adalah budaya yang berkaitan dengan sistem sosial budaya di mana memiliki nilai totalitas, tata sosial, dan tata laku manusia. Namun, sekarang pariwisata mengangkat koteka dan moge sebagai cinderamata yang dihasilkan oleh masyarakat lokal tersebut. Maka koteka dan moge ini menjadi nilai kebudayaan leluhur dari turun-temurun nenek moyang mereka, sehingga sekarang menjadi aset cinderamata yang di gunakan oleh masyarakat lokal.
Adapun beberapa hal penting yang perlu
dilestarikan dan dikembangkan Pada Masa kini, yaitu sebagai berikut:
1. Bahasa Mee (Mee Mana)
Bahasa
Mee adalah bahasa sehari-hari yang digunakan dikalangan suku Mee.
2. Pakaian
adat suku mee (koteka Mogee)
Suku
mee memiliki dua pakaian adat. pertama (koteka) adalah sebutan untuk pakaian adat laki-laki, dan kedua Mogee (cawat) adalah sebutan dan Pakaian adat Perempuan.
3.Noken yang sering disebut bebi agiya
Noken yang sering disebut bebi agiya (Megine) yaitu Noken yang dibuat dari kulit kayu.
3.Noken yang sering disebut bebi agiya
Noken yang sering disebut bebi agiya (Megine) yaitu Noken yang dibuat dari kulit kayu.
4. Busur Dan Anak Panah Atau Yang sering disebut Uka Mapega
Busur Dan Anak Panah Atau Yang sering disebut Uka Mapega yaitu Alat tradisional yang dibuat dari kayu,rotan dan jubi Alat ini digunakan untuk jaga diri dan sering digunakan untuk Berburu dan
5. Seni/ Kaido
Busur Dan Anak Panah Atau Yang sering disebut Uka Mapega yaitu Alat tradisional yang dibuat dari kayu,rotan dan jubi Alat ini digunakan untuk jaga diri dan sering digunakan untuk Berburu dan
5. Seni/ Kaido
Kaido,
yaitu alat musik yang terbuat dari jubi, yang diggunakan untuk Penghibur. Selain
itu, ada juga komauga, yaitu Nyayian yang
dikidungkan oleh suku Mee untuk mendamaikan suasana yang tidak aman.
Ada juga Gowai,Uga,wiyane, ini berbentuk nyayian yang sering dinyanyikan oleh suku Mee.
Ada juga Gowai,Uga,wiyane, ini berbentuk nyayian yang sering dinyanyikan oleh suku Mee.
4.Rumah
Adat yang Mempunyai Tempat suci (Owaada)
Rumah Adat yang Mempunyai Tempat suci (Owaada)
ini adalah Salah satu hal yang harus diutamakan Oleh orang Mee. Rumah adat yang dimaksud adalah Membuat suatu rumah yang Memaknai Budaya dan yang tidak terbuat dari bahan-bahan Modern. Selanjutnya Tempat suci (Owaada) adalah sebuah tempat suci yang harus ditanami tanaman yang suda ada sejak dahulu dan dipelihara dengan baik.
Rumah Adat yang Mempunyai Tempat suci (Owaada)
ini adalah Salah satu hal yang harus diutamakan Oleh orang Mee. Rumah adat yang dimaksud adalah Membuat suatu rumah yang Memaknai Budaya dan yang tidak terbuat dari bahan-bahan Modern. Selanjutnya Tempat suci (Owaada) adalah sebuah tempat suci yang harus ditanami tanaman yang suda ada sejak dahulu dan dipelihara dengan baik.
jika pada masa kini, kita melaksanakan Beberapa hal tersebut diatas maka adat budaya kita tidak akan hilang dengan begitu saja namun semua itu perlu ada usaha dan kesadaran dari diri kita masing-masing untuk melestarikan beberapa hal tersebut pada masa kini dengan demikian beberapa hal tersebut tidak akan hilang
Demikian Artikel ini ditulis, kirannya
dapat diapahami dan dilaksanakan demi mempertahankan Budaya Kita Suke Mee.
***Koteka Son***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar