Minggu, 26 November 2017

SIAPA BILANG MIRAS BUKAN BUDAYA?

"Memang, miras bukanlah budaya Orang Papua tetapi dengan sendirinya menjadi budaya"
Perda Nomor 15 Tahun 2013 hanya Tulisan/coretan tangan belaka
Ilustrasi Foto Stop Miras
Dulu pada kampung - kampung di Papua, belum mengenal Miras, adanya jalur transportasi, mendorong orang datang ke kampung untuk berdangan Miras, demi ingin merasakan pengaruh yang datang dari kota besar, orang di kampung tetap membelinya walau harganya ratusan bahkan ada yang menyetuh angka jutaan perbotol, terutama mereka yang masih usia muda. Kebiasaan mereka yang berkebun, berternak dan hidup tentram, menjadi rusak karena pengaruh miras yang di datangkan oleh pedagang dari kota - kota besar demi meraih keuntungan dan obsesi setinggi langit tanpa mempertimbangkan dampak buruk yang ada. (baca dampak negafit miras)
Sejak mengenal Miras, Banyak pemuda Papua yang sulit bahkan tidak mau meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi minuman ber-alkohol, mengkonsumsi Miras berlebihan sudah tentu Mabok, karena kebiasaan mabok - mabokan, maka imej jelek pun menempel di bahu pemuda - pemuda Papua, bahkan orang tua yang seharusnya jadi Panutan Pun ikut menkonsumsi Alkohol bersama kumpulan pemuda - pemuda papua yang berdampak pada Imej yang buruk, bahkan sampai - sampai ada yang mengatakan, mengkonsumsi miras pada acara - acara besar di sebut budaya.
Hingga kini, kebiasaan mengkonsumsi miras belum juga di tinggalkan, sekalipun nilai jualnya tinggi, masih tetap saja laku keras, memang dulunya masyarakat di papua tidak mengenal miras, namun seiring perkembangan jaman yang serba modern ini, dan semakin maraknya perederan Miras di Papua, hingga perilaku konsumsi miras menjadi sebagian kehidupan sehari - hari, hingga pada akhirnya banyak yang menilai bahwa konsumsi miras adalah bagian dari Budaya Papua. Sebagai Bukti maraknya konsumen miras bagi pemuda Papua pada era saat ini, dapat di lihat pada kehidupan malam di Papua, terutama di Ibukota Provinsi, yang sudah menyentuh berbagai kalangan, mulai dari pemuda, orang tua bahkan wanita pun sudah mengkonsumsinya.
Perilaku konsumsi Minuman keras juga telah menyentuh anak - anak para penjabat, bahkan ada anak pejabat membuka pesta miras dengan mentraktir teman - temannya, di tambah lagi hiburan malam yang makin banyak berdiri, menambah kesan kehidupan konsumsi miras itu sudah menjadi hal biasa.
Miras dapat menyebabkan Kanker yang lama, hingga perlahan mematikan masyarakat, dampak dari alkohol, di negara - negara Koloni atau negara - negara yang pernah di jajah dapat ditemukan, bahwa alkohol adalah salah satu mesin pembunuh untuk membunuh orang yang di jajah, para Penjajah (Kolonialisme) mematikan fisik dan fisikis orang yang di jajah, hal ini tentu di lakukan demi kepentingan kolonialisme seperti yang terjadi pada Suku Indian dan Aborigin yang menjadi Minoritas di tanah sendiri.
Sebagai warga pendatang, tidak bisa menyangkal, tentang sejarah masuknya miras di Papua, karena pedangan dari luar papua, yang telah mengenalkan miras kepada masyarakat Pribumi. hingga ada kesan, bahwa orang Non-Papua datang ke Papua, untuk mengeruk kekayaan alam Papua dengan meniru cara - cara Kolonialisme.
Kebiasaan Miras bagi sebagian masyarakat Papua telah membunuh generasi muda dan karakter orang Papua, selain itu juga telah banyak menimbulkan Perkelahian antar Kelompok, Pembunuhan, KDRT, Pelecehan Seksual dan dampak buruk lainya, dan sangat di sayangkan ada juga beberapa pemuda yang mengatakan mereka menkonsumi miras untuk mendapatkan kepercayaan diri, padahal mereka telah mencapai pendidikan tinggi.
Berbagai Upaya telah di lakukan Pemda untuk membuat peraturan daerah tentang pelarangan produksi, pengedaran dan penjualan minuman keras sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2013 demi, menyusutkan peredaran miras, ternyata belum juga menyusutkan perederan miras di Papua, Apakah perda itu di buat untuk menambah pundi - pundi oleh sebagian oknum pejabat pemda Papua dan juga Oknum Kepolisian, walau sudah adanya Peraturan Daerah (PERDA) yang melarang perederan Miras, ternyata itu hanya Wacana. ibaratnya seperti melihat dengan menutup mata, karena sampai sekarang Produksi, Perederadan dan Penjualan Miras masih merajalela. Adanya konspirasi Bisnis menjadikan miras sulit di berantas di Bumi cenderawasih, itu terlihat dari peredaran miras yang sudah jelas terang - terangan di perjual belikan, walau perda telah di berlakukan.
NB: Pesan dalam Tulisan Untuk kawan - kawan generasi Pemuda Papua mulai dari Putra asli Papua dan Non Papua, untuk memerangi peredaran miras, Mari membuka hati dan pikiran soal dampak miras, karena miras adalah mesin pembunuh yang tak tampak di mata, berbagai dampak negatif dapat saja terjadi tanpa di kehendaki dari efek yang di akibatkan dari pengaruh miras.
Saatnya generasi Muda Papua sadar diri dan bangkit untuk mendesak Pemerintah Daerah untuk melakukan langkah yang Kongret untuk memberantas Perdagangan Miras sampai ke akar - akarnya.
Salam Anak Papua Yang Rindu Kedamaian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FORMULIR KONTAK

Nama

Email *

Pesan *