Sabtu, 08 Februari 2020

Analisis Papua Dermaga Kapitalisme dalam Tambang "Kepentingan''Di Tanah Mutiara Hitam.

Foto Penulis, Roni Amatenai Mote. Doc MD


Penulis :(Roni Amatenai Mote)

Papua merupakan provinsi yang memiliki segudang sumber daya alam yang melimpah ruah, namun tidak ada anak negeri yang sanggup untuk mengolahnya dengan baik. Apa jadinya? Lahan kita dikuasai investor asing yang berusaha mengeruk kekayaan alam papua. Nama besar yang disandang PT. Freeport tidak berpengaruh apapun terhadap negara Indonesia, bahkan kesejahteraan rakyat dan nasib buruh di papua.

Sistem politik merupakan alat pengatur dan penentu nasib massa depan suatu bangsa. Maka sistem politik yang tertata dengan baik, secara tidak sengaja akan memperbaiki  kredibilitas suatu negara. Namun pada kenyataan yang dialami saat ini, paham yang dianut Indonesia yang dikenal sebagai paham demokrasi yang merupakansistem manajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang menghargai martabat manusia serta menjaga dan menghargai hak manusia kini kian terkontaminasi oleh pengaruh paham kapitalisme.

Ketika pengaruh virus kapitalisme mulai menyebar kehidupan politik di negara kita, maka secara tidak langsung sistem perpolitikan negara kita harus patuh kepada prinsip-prinsip yang dimiliki oleh paham kapitalisme itu sendiri dimana kapitalisme berasaskan suatu prinsip mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan pihak lain yang dalam hal ini sangat melenceng dari paham yang sesungguhnya yang dimiliki oleh Indonesia.

Frankfurt School mengenai kapitalisme, maka dapat dipaparkan bahwa Kapitalisme dipandang buruk oleh Frankfurt School. Mereka menganggap bahwa negara yang mendukung kapitalisme membuat manusia menjadi tidak bebas dan tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan merupakan tindakan yang dilakukan oleh kapitalis. Mereka juga menganggap bahwa sistem kapitalis ini membuat kaum buruh semakin terasingkan dan tereksploitasi oleh kaum kapitalis. Dengan kebijakan negara yang didalamnya terdapat pengaruh dari kapitalisme membuat negara seakan-akan tidak mewakili kelompok-kelompok sosial di dalamnya.

Inilah terlihat sedang dilakukan oleh pemerintah kita. Pemerintah seakan tidak peduli dengan apapun yang terjadi dengan rakyatnya di Indonesia bagian timur sana. Mereka mau mati kelaparan, mati terinjak – injak oleh bangsa lain, ataupun mati karena kemiskinan seolah pemerintah telah lari dalam masalah tersebut dan menutup kuping mereka rapat – rapat , seluruh dunia pun tahu bahwa ada sebuah perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia, bahkan salah satu yang terbesar di dunia yang bernama PT. Freeport Indonesia.

PT. Freeport Indonesia (disingkat PTFI atau Freeport) adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc (perusahaan AS). Perusahaan ini merupakan perusahaan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang Grasberg (Papua). Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masing-masing tambang Ertsberg (dari 1967 hingga 1988) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.Namun dengan adanya perusahaan tambang ini malah memberikan dampak buruk bagi lingkungan tanah papua dan sumber bencana bagi masyarakat papua sendiri.

Banyak sekali kebobrokan Freeport yang merugikan bangsa Indonesia, terutama masyarakat papua. Pencemaran lingkungan dan pelanggaran ham merupakan salah satu kebobrokan PT. Freeport di Indonesia. PT. Freeport Indonesia pernah terdaftar sebagai salah satu perusahaan multinasional terburuk tahun 1996, dan ini merupakan potret nyata sektor pertambangan di Indonesia. Keuntungan ekonomi yang dibayangkan tidak seperti apa yang dijanjikan, sebaliknya kondisi lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan terus memburuk dan juga tetap menuai protes akan kasus pelanggaran hukum dan hamnya.

Whana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI pernah berupaya membuat laporan mengenai dampak dari lingkungan lokasi sekitar pengerukan tambang tersebut, namun yang terjadi saat ini sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang dampak dari lingkungan pengerukan tambang ini. Ketidakjelasan informasi ini akhirnya berujung pada kekerasan dan pelanggaran HAM yang terjadi justru membahayakan masyarakat sekitar pertambangan tersebut. Apakah dapat dikatakan dampak dari pengerukan dengan skala besar ini kecil? Tidak. Secara kasat mata kita tahu pasti akan terjadi dampak yang sangat serius. Matinya sungai aijkwa, Otomona dan Aghawagon merupakan bukti kuat dari dampak kerusakan lingkungan tersebut. Selain itu, matinya ekosistem disekitar tempat pertambangan terbukti bahwa adanya pengrusakan lingkungan yang cukup mengkhawatirkan. Seolah – olah kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar Freeport telah terlindungi oleh suatu kepentingan ekonomi.

Situasi politik dan keamanan di Freeport sempat memanas, kasus penembakan yang terjadi berulang kali dari para karyawan PT. Freeport yang menuntut kesejahteraan adalah bukti dari puncak kekesalan mereka. Kesejahteraan yang mereka tuntut pun tak kunjung terealisasikan. Pemerintah pun terkesan buta akan kejadian yang terjadi pada rakyatnya. Di daerah lahan garapan PT Freeport hampir seluruhnya masyarakat papua hidup miskin dan menderita sungguh sangat berbanding terbalik dengan hasil yang di dapatkan PT. Freeport. Freeport juga menyisakan kisah pelanggaran HAM yang terkait dengan tindakan aparat keamanan Indonesia pada masa lalu dan sekarang.

Hingga kini, tidak ada pelanggaran HAM yang ditangani secara serius oleh pemerintah, bahkan terkesan pemerintah mengabaikan. Kegagalan pembangunan di Papua dapat dilihat dari buruknya angka kesejahteraan yang ada di kabupaten Timika, atau tempat dimana PT. Freeport Indonesia beroperasi, yang terdiri atas 35% penduduk asli dan 65% adalah penduduk pendatang. Dan hampir seluruh penduduk miskin papua adalah penduduk asli papua.Sekali lagi,kepentingan dari pihak tersebut telah mampu mematikan hati nuraninya sebagai manusia.

Apa yang pemerintah lakukan? Mungkin mereka tidak malu terhadap negara lain jika negara mereka terinjak. Bagaimana jika masyarakat di kota lain mempertanyakan, apakah ini gambaran kehidupan politik di Indonesia? Saat masyarakatnya membutuhkan pemimpinnya, saat anak membutuhkan induknya beginikah cara mereka melayani masyarakat yang telah memberi mereka amanah. Ini adalah bentuk dari suatu ancaman Kapitalisme dalam kehidupan politik di Indonesia. Yang mana pemerintah sendiri terkesan dapat dibeli oleh para kaum kapitalis demi melancarkan usaha mereka. Itulah mengapa perlunya kewaspadaan yang terjadi dalam dunia politik kita. Rakyat diatas segala -galanya karena rakyat lah yang memberi amanah kepada mereka, para pemimpin lanjut.!

Papua surga kecil yang jatuh ke bumi slogan ini dikeluarkan dari buah bibir masyarakat Indonesia juga para Wisatawan atau turis yang banyak melakukan perjalanan rekreasinya ke Papua. Namun Papua bukan lagi surge kecil yang jatuh ke bumi melainkan dermaga terakhir para kapitalis lokal dan asing yang berlomba menguasa Ekonomi untuk memperkayakan diri serta meninda Rakyat di belahan Tanah Papua.

Jika bicara tentang papua tidak terlepas Sumber Daya Alam yang terpendam di perut bumi seperti Minyak dan Gas Bumi (Migas), di LNG Tangguh Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat, Nikel, Tembaga, Emas dan Batu Barat di Freeport Kabupaten Mimika Provinsi Papua terlepas dari perut bumi di atas permukaan Bumi pulau Papua di hiasi oleh Flora dan Fauna yang beranega ragam berada laut yang biru sepanjang pulau-pulau di Papua termasuk Raja Ampat Papua Barat kini menjadi tempat wisata terkemuka Internasional, sungai Mamberamo yang panjang dan berliku-liku kini tak mampu di telusuri sepanjang hulu hingga hilir sungai, hutan Papua yang luas, sangat menjanjikan harapan hidup bagi masyarakat di negeri Cendrawasih.

Papua kini menjadi perebutan dunia Internasional, namun perebutan tersebut bukan membangun Manusia Papua dari perspektif Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur melainkan perebutan tersebut dari Sumber Daya Alam Papua. Awal mula alam Papua hidup bebas dan penuh berinteraksi bersama manusia. Tetapi kini Alam Papua berada dalam kurungan yang ketat oleh kapitalis Nasinol dan Global yang menyebar di Tanah Papua. Mata kapitalis pun terpusat di Papua menguasai segala sector kehidupan. kapitalis masuk seperti jarum menindas rakyat dari ekonomi maka yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Kapitalis memang tidak memiliki mata dan hati, penindasan, pembunuhan, penganiayaan diskriminasi tanpa memandang nilai kemanusiaan di Tanah Papua. Masyarakat Papua memang menabur luka batin serta air mata yang mengalir taka ada hentinya dengan semua kejadian bagi kehidupannya.

Tekanan kehidupan masyarakat dari ekonomi semakin meningkat maka yang lemah, buta, janda, juda, tidak mampu memberdayakan anak-anak mereka yang sekolah akhirnya mereka memilih untuk menikmati hidup mereka dengan Minuman Keras (Miras), Aibon dan Perampokan. Jika selamatkan Generasi Papua tidak melewati jalan lain selain melalui perbaikan sistem tertata pembangunan ekonomi jangka pendek, menengah dan jangka panjang serta menata pendidikan dari kampung hingga kota seluruh Tanah Papua. Melihat dampak lambatnya pembangunan selama ini karena faktor kapitalis yang mengisap kekayaan alam dari perut bumi hingga permukaan, menutupi sector ekonomi bagi masyarakat memperlambatkan Pendidikan bagi Generasi Papua dan menindas secara perlahan masyarakat menuju kepunahan.

Selamatkan Papua dari Kapitalis
Memilih untuk selamatkan Tanah, hutan, Manusia dan Generasi Papua membutuhkan pemimpin yang tulus, rendah diri, santun, berani, tegas, dan visioner dengan mengendepankan konsep Bonum Commune atau kesejateraan bersama, artinya mengangkat semua rakyat berdiri sama tinggi dudukpun sama rendah. Akselerasi pembanguna melalui Ekonomi yang mandiri bagi masyarakat di seleurh tanah Papua.

Oleh karena itu, papua kini di perlambatkan dengan berbagai polemic persoalan yang tidak bisa di uaraikan satu per satu. Pelangaran Hak Asasi Manusia HAM terus terjadi, persoalan Busum Lapar yang baru-baru ini terjadi di Kabupaten Asmat Provinsi Papua. Lambatnya Pendidikan di daerah pedelaman Papua karena Guru yang malas untuk bertahan mengajar, Ekonomi Rakyat yang tidak merata, penyebaran Minuman Arkohol (Miras) yang meningkat, lemahnya kepemimpinan dalam mengambil kebijakan dan budaya jual tanah yang tinggi. Tambang illegal masuk tanpa meminta izin bagi pemilih hah wilayah.

Kapitalis mengunakan kekuatan yang melebihi untuk menguasasi sector Ekonomi di Papua maka rakyat tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk bersaing di papan atas kesejateraan yang merata serta mandiri secara Ekonomi. soal Kecerdasan Masyarakat papua memeiliki kualitas alami yang terbentuk dari rahim bersaing secara sehat, tetapi terkadang kapitalis mengunakan kekuatan untuk menutupi sistem atau jalan yang ingin di tempuh masyarakat untuk membangun kehidupannya. Alam Papua menyediakan segalanya tanpa di ragukan. Soal sistem pengelolaan ekonomi yang mandiri itu yang membutuhkan tuntunan yang baik. Sistem Pendidikan harus di evaluasi secara totalitas di seluruh kabupaten di tanah papua.

Dengan demikian, selamatkan tanah papua dari kapitalisme ada beberapa faktor yang harus di perbaiki dan perlu genjotkan, pertama, Perbaiki Pembanguna Ekonomi kerakyatan yang terpusat dengan nilai buaya lokal papua, kedua, Sistem Pendidikan harus berbasis budaya setempat dan guru yang bertugas wajib hukumnya menerapkan nilai kultur dimana ditugaskan. Ketiga, kebijakan pembangunan harus merata di berbagai sector, keempat, kepemimpinan yang visioner serta tegas berpihak pada Rakyat.

Semoga ..!

Penulis adalah Mahasiswaahasiswa Ilmu Administrasi Negara universitas Cenderawasih Papua.

YAMEE-OWAA-PANIAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FORMULIR KONTAK

Nama

Email *

Pesan *