Tn. Nicolaas Jouwe tahun 1962 (Koch, Eric/Anefo/Nationaal Archief) |
Oleh: Parex Tekege
Nicolaas Jouwe adalah salah satu tokoh Papua yang paling terkemuka dan dihormati. Ia lahir pada tanggal 24 November 1923 dan wafat. Beliau meninggal di usia yang matang pada 93 tahun, tanggal 16 September 2017. Ia juga merupakan tokoh Gerakan Papua Merdeka Barat bahkan menciptakan bendera Bintang Kejora yang telah menjadi simbol Kemerdekaan Papua Barat sampai sekarang.
Jouwe terpilih sebagai Wakil Presiden Dewan Nugini, badan perwakilan unikameral yang mengatur Nugini Belanda. Presiden Dewan Nugini terpilih adalah Frits Sollewijn Gelpke, seorang pegawai negeri Belanda. Artinya, Nicolaas Jouwe adalah orang asli Papua yang menduduki posisi tertinggi di dewan New Guinea. Pejabat terpilih dari dewan New Guinea mulai menjabat pada tanggal 5 April 1961 dan salah satu tugas utama mereka adalah mempersiapkan kemerdekaan penuh dari Nugini Belanda. Pemerintah kolonial memutuskan untuk memberikan kemerdekaan penuh kepada Nugini Belanda pada tanggal 1 Desember 1961 dan mereka juga menyetujui pilihan lagu kebangsaan serta bendera Bintang Kejora. Peristiwa ini memicu kemarahan pemerintah Indonesia dan kemudian berujung pada Trikora.
Akibat Perjanjian New York, Papua Barat tidak diakui sebagai negara merdeka atau koloni Belanda. Pemerintah kolonial harus meninggalkan wilayahnya dan menyerahkan Papua Barat kepada UNTEA pada Oktober 1962. Setelah enam bulan, Papua Barat dikembalikan ke Indonesia dan Nicolaas Jouwe pergi ke Belanda.
Sebagai tokoh penting New Guinea Council yang sangat vokal memperjuangkan kemerdekaan Papua, Jouwe tentu geram dengan fakta bahwa West Papua dipindahkan ke Indonesia. Karena itu, saat berangkat ke Belanda, Jouwe bersumpah tidak akan pernah kembali ke tempat kelahirannya selama Papua Barat masih diduduki Indonesia.
Namun setelah lebih dari 50 tahun bertempat tinggal di kota Delft, Belanda, Nicolaas Jouwe diundang untuk berkunjung ke Papua oleh pemerintah Indonesia. Uwe menyambut positif ajakan tersebut dan akhirnya datang mengunjungi tempat kelahirannya pada Maret 2009. Usai mengunjungi Papua Barat dan menyaksikan betapa berkembangnya tempat tersebut sebagai bagian dari Indonesia. Ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan juga menerima kewarganegaraan Indonesia. Setelah puluhan tahun menyangkal fakta bahwa West Papua adalah wilayah sah Indonesia, Nicolaas Jouwe akhirnya kembali ke Indonesia, mengakui West Papua sebagai bagian dari Indonesia dan menunjukkan dukungan penuhnya kepada Indonesia untuk melindungi tanah leluhurnya. Indonesia pun menyambut kembalinya Nicolaas Jouwe dengan tangan terbuka.
Banyak orang yang penasaran bagaimana Jouwe akhirnya bisa memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mengakui West Papua sebagai bagian dari Indonesia, apalagi mengingat dialah salah satu pendiri Free West Papua Movement. Meski Papua Barat sudah menjadi wilayah Indonesia sejak awal, ia sangat menentang bahkan meninggalkan Papua karena tidak ingin tinggal di Papua yang diduduki Indonesia. Jadi, apa yang berubah pikiran
Itu semua terungkap dalam buku yang dia tulis. Judulnya adalah Kembali ke Indonesia: Langkah, Pemikiran dan tim. Buku tersebut merupakan semi otobiografi Nicolaas Jouwe sebagai salah satu pendiri Free West Papua dan yang membuatnya berubah pikiran dan menyatakan kesetiaannya kepada Indonesia. Dalam bukunya ia menulis bahwa keputusannya pergi ke Belanda sangat disesalkan, namun akhirnya ia menyadari bahwa Papua Barat memang bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Para pendukung Gerakan Papua Merdeka selalu mengatakan bahwa mereka ingin Papua menjadi negara merdeka demi orang Papua sendiri. Namun dalam buku ini, Jouwe mengungkapkan sesuatu yang sangat menarik. Faktanya, banyak kepentingan asing yang terlibat dalam masalah ini. Kepentingan tersebut tidak dapat tercapai jika Papua dianggap sebagai wilayah Indonesia. Inilah mengapa mereka mencoba memisahkan Papua dari Indonesia.
Misalnya, Jouwe menulis dalam bukunya bahwa pemerintah Belanda pernah memberitahunya bahwa Hindia Timur adalah satu-satunya sumber bahan mentah untuk negara mereka. Ini adalah bukti nyata mengapa pemerintah kolonial selalu menolak melepaskan Indonesia, dan khususnya Papua Barat.
Nicolaas Jouwe memutuskan untuk pulang ke Indonesia karena Menurut Nicolaas Jouwe, West Papua telah menjadi bagian dari Indonesia sejak New York Agreement. Ini adalah sesuatu yang tidak disadari oleh banyak orang Papua. Jadi, sebagai kontribusi pertamanya setelah kembali ke Indonesia, dia berbicara dengan orang-orang di Papua Barat dan menjelaskan kebenaran ini kepada mereka. Dia ingin agar West Papua memahami sejarah Papua Barat yang sebenarnya dan hubungannya yang kuat dengan Indonesia. Meski Nicolaas Jouwe telah meninggal dunia, namun warisannya sebagai tokoh Papua dan kesediaannya untuk menyadari kesalahannya sangat terpuji dan akan selalu bertahan.
Sumber: buku "Nicolas Youwe, KEMBALI KE INDONESI; Langkah, Pemikiran dan Keinginan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar