Doc. Gustaviana Touye Maga Mote dan Bapanya Alm. Manfred Mote S.fil |
BAPA,
nasihat-nasehatmu akan selalu kugenggam sebagai landasan prinsip hidupku.
Cerita-cerita kita akan kujadikan samudera pengalaman untuk membentuk masa depanku.
Senyuman munggilmu itu biarlah tetap mengembang, karena itulah yang akan menjadi alasan
mengapa aku bertahan dalam suatu keadaan.
Keterbukaan dan kebijaksanaanmu biar kujadikan acuan, agar aku bisa menjadi orangtua yang
baik sepertimu suatu kelak. Tetap semangat akan terpatri dala jiwa raga bapak.
Bapa, dari alam
khayalangan jangan pernah lelah dan menyerah untuk melindungi dan menyertai
aku, kedua adikku (Charlo dan Frida) serta mama.
Doc. Karlo dan Frida, adik kandung Gustaviana Touye Mote serta mamanya |
Walaupun hidung mancungmu
telah tiada di dunia, aku sedang dalam proses membahagiakanmu juga
membahagiakan mereka yang lain.
Bapa,
sungguh aku bangga. Sangat bangga terhadap kesuksesanmu di negeri Meepago
melalui ide dan gagasanmu membangun dan mendidik, program Odaa Owaada.
Itu
murnih buah karyamu, tidak ada orang yang berani mengatasnamakan ! Mereka (orang
lain) belajar dari bapa. Walaupun saat itu aku masih kecil, tapi aku tahu jalan
ceritanya.
Di
kala itu bapa berinisiatif kembalikan masa kejayaan tetek nenek moyang
terdahulu (Aiya muuma’kaa tota manaa)
melihat situasi kini sudah goyang. Dan akhirnya bapa sudah berhasil dengan
membuat satu terobosan, yakni kegiatan Musyarawah Pastoral Mee (Muspasmee) bagi
umat Katolik di Dekenat Paniai.
Sekarang hal itu sudah terserap hingga ke
dekenat Kamuu Mapiha (Kamapi). Hal itu sejalan juga dengan Misi dari Keusukupan
Timika, yakni Siapkan Jalan Tuhan. Bapa adalah sang konseptor. Orang pintar.
Sungguh
aku bersyukur bisa memiliki sosok bapa sepertimu. Yang tak pernah berhenti berbagi
semua gudang ilmu yang ada padamu kepada semua yang ingin mau belajar (terutama
Awigi Poopo Uwagi Poopo).
Bapa juga selalu pernah menyemangatiku, yang selalu
menjadi tumpuan dan sandaranku bercerita di kala sedih maupun senang. Ku sayang
bapa, lelaki terhebat yang aku punya di dunia. Namamu akan abadi bagi suku Mee.
Bapa
sudah tiada di dunia, suku Mee sudah kehilangan figur. Entah siapa penggatimu?
Aku Belum tahu. Jiwa dan rohmu aku mohon bapa harus berikan kepada satu orang.
Aku mohon bapa harus tunjuk seseorang, barangkali yang telah setia menemanimu
saat Muspasmee berlangsung itu agar misimu tetap hidup, sehidup kabar Allah
yang diwartakan Tuhan Yesus dan ajarkan kepada ke dua belas muridnya, dan
sampai sekarang masih hidup.
Aku
selalu berdoa kepada Touye Paapa (Ugatamee), sang pencipta di Surga untuk bisa
mempertemukan aku dan bapa walaupun itu hanya dalam sebuah mimpi. Aku ingin
sekali membalai wajah bapa, aku ingin memeluk tubuhmu. Aku ingin menciummu. Aku
membutuhkan dukunganmu bapaku untuk menghadapi ulangan maupun ujian nasional
nanti.
Apalagi
ketika menghadapi masalah kecil-kecilan, sungguh! Demi Ugamatee! Saya sangat
mengharapkan bapa turun dari surga untuk menemani aku semalam saja.
Sebenarnya
banyak sekali yang aku rasakan. Tapi, perasaan ini begitu sulit aku tumpahkan
dalam tulisan ini. Sempat saya berpikir kenapa Tuhan tidak adil pada aku?
Kepana aku dan bapa dipisahkan terlalu cepat? Padahal aku belum sempat membuat
ia menangis bahagia melihat kesuksesanku.
Semoga
bapa sudah ada di sisi kanan Allah Bapa “Sang Touye” di taman firdaus, sambil
menantikan kesuksesanku kelak. Siapkan sunggunginan senyummu untuk menyambutku
saat tamat sekolah nanti.
angan kwatir, aku sehat-sehat di sini. Aku tetap
menajdi anak yang ceria dan tetap rendah hati. Sesuai dengan yang bapa
pesankan, untuk membawa kesederhanaan ke manapun kita melangkah, setinggi
apapun kita melangkah.
Bapa,
kenapa bapa tidak mau lihat aku sudah dewasa? Bapa kenapa tidak mau menemani
aku saat sukses nanti? Aghhhhhhhhhhh……. Aku sangat sayang bapa! Oiya…., bapa, doakan aku selalu.
Doc. Gustaviana Touye Maga Mote saat Ultah ke 13 |
Aduuhhhh
bapa, satu lagi ini. Sebentar lagi aku ulang tahun ke 13. Berarti itu tandanya
aku mulai dewasa tanpa bapa di Ultahku yang pertama setelah bapa menghadap
Tuhan tanggal 27 September 2016 lalu di rumah Pinii, Waghete Deiyai, Papua.
Tapi,
tidak mengapa. Aku yakin bapa di sana juga sudah doakan aku yang terbaik. Pasti
bapa di sana selalu ingat hari lahirku.
Bapaku,
orang terhebat dan sangat hebat sekali bagi suku Mee yang sudah mencanangkan
konsep dasar Odaa Owaada agar tak boleh diruntuhkan oleh arusnya zaman.
Persembahan untukmu bapaku Alm. Manfred Ch. Mote, S.Fil, sang rasul Odaa Owaada
dari negeri Meepago di taman firdaus tua Surga. Dari anakmu, Gustaviana Touye
Maga Mote di Tomohon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar