Sabtu, 24 Februari 2018

Sampaikan Rinduku Pada Bapa

Doc. Gustaviana Touye Maga Mote dan
Bapanya Alm. Manfred Mote S.fil
BAPA, nasihat-nasehatmu akan selalu kugenggam sebagai landasan prinsip hidupku. Cerita-cerita kita akan kujadikan samudera pengalaman untuk membentuk masa depanku. 
Senyuman munggilmu itu biarlah tetap mengembang, karena itulah yang akan menjadi alasan mengapa aku bertahan dalam suatu keadaan.

Keterbukaan dan kebijaksanaanmu biar kujadikan acuan, agar aku bisa menjadi orangtua yang baik sepertimu suatu kelak. Tetap semangat akan terpatri dala jiwa raga bapak.

Bapa, dari alam khayalangan jangan pernah lelah dan menyerah untuk melindungi dan menyertai aku, kedua adikku (Charlo dan Frida) serta mama. 
Doc. Karlo dan Frida, adik kandung  Gustaviana Touye Mote
serta mamanya
Walaupun hidung mancungmu telah tiada di dunia, aku sedang dalam proses membahagiakanmu juga membahagiakan mereka yang lain.

Bapa, sungguh aku bangga. Sangat bangga terhadap kesuksesanmu di negeri Meepago melalui ide dan gagasanmu membangun dan mendidik, program Odaa Owaada. 

Itu murnih buah karyamu, tidak ada orang yang berani mengatasnamakan ! Mereka (orang lain) belajar dari bapa. Walaupun saat itu aku masih kecil, tapi aku tahu jalan ceritanya.

Di kala itu bapa berinisiatif kembalikan masa kejayaan tetek nenek moyang terdahulu (Aiya muuma’kaa tota manaa) melihat situasi kini sudah goyang. Dan akhirnya bapa sudah berhasil dengan membuat satu terobosan, yakni kegiatan Musyarawah Pastoral Mee (Muspasmee) bagi umat Katolik di Dekenat Paniai. 

Sekarang hal itu sudah terserap hingga ke dekenat Kamuu Mapiha (Kamapi). Hal itu sejalan juga dengan Misi dari Keusukupan Timika, yakni Siapkan Jalan Tuhan. Bapa adalah sang konseptor. Orang pintar.

Sungguh aku bersyukur bisa memiliki sosok bapa sepertimu. Yang tak pernah berhenti berbagi semua gudang ilmu yang ada padamu kepada semua yang ingin mau belajar (terutama Awigi Poopo Uwagi Poopo).

Bapa juga selalu pernah menyemangatiku, yang selalu menjadi tumpuan dan sandaranku bercerita di kala sedih maupun senang. Ku sayang bapa, lelaki terhebat yang aku punya di dunia. Namamu akan abadi bagi suku Mee.

Bapa sudah tiada di dunia, suku Mee sudah kehilangan figur. Entah siapa penggatimu? Aku Belum tahu. Jiwa dan rohmu aku mohon bapa harus berikan kepada satu orang. 

Aku mohon bapa harus tunjuk seseorang, barangkali yang telah setia menemanimu saat Muspasmee berlangsung itu agar misimu tetap hidup, sehidup kabar Allah yang diwartakan Tuhan Yesus dan ajarkan kepada ke dua belas muridnya, dan sampai sekarang masih hidup. 

Aku selalu berdoa kepada Touye Paapa (Ugatamee), sang pencipta di Surga untuk bisa mempertemukan aku dan bapa walaupun itu hanya dalam sebuah mimpi. Aku ingin sekali membalai wajah bapa, aku ingin memeluk tubuhmu. Aku ingin menciummu. Aku membutuhkan dukunganmu bapaku untuk menghadapi ulangan maupun ujian nasional nanti. 

Apalagi ketika menghadapi masalah kecil-kecilan, sungguh! Demi Ugamatee! Saya sangat mengharapkan bapa turun dari surga untuk menemani aku semalam saja. 

Sebenarnya banyak sekali yang aku rasakan. Tapi, perasaan ini begitu sulit aku tumpahkan dalam tulisan ini. Sempat saya berpikir kenapa Tuhan tidak adil pada aku? Kepana aku dan bapa dipisahkan terlalu cepat? Padahal aku belum sempat membuat ia menangis bahagia melihat kesuksesanku.

Semoga bapa sudah ada di sisi kanan Allah Bapa “Sang Touye” di taman firdaus, sambil menantikan kesuksesanku kelak. Siapkan sunggunginan senyummu untuk menyambutku saat tamat sekolah nanti. 


angan kwatir, aku sehat-sehat di sini. Aku tetap menajdi anak yang ceria dan tetap rendah hati. Sesuai dengan yang bapa pesankan, untuk membawa kesederhanaan ke manapun kita melangkah, setinggi apapun kita melangkah. 

Bapa, kenapa bapa tidak mau lihat aku sudah dewasa? Bapa kenapa tidak mau menemani aku saat sukses nanti? Aghhhhhhhhhhh……. Aku sangat sayang bapa!  Oiya…., bapa, doakan aku selalu.

Doc. Gustaviana Touye Maga Mote saat Ultah ke 13
Aduuhhhh bapa, satu lagi ini. Sebentar lagi aku ulang tahun ke 13. Berarti itu tandanya aku mulai dewasa tanpa bapa di Ultahku yang pertama setelah bapa menghadap Tuhan tanggal 27 September 2016 lalu di rumah Pinii, Waghete Deiyai, Papua.

Tapi, tidak mengapa. Aku yakin bapa di sana juga sudah doakan aku yang terbaik. Pasti bapa di sana selalu ingat hari lahirku. 

Bapaku, orang terhebat dan sangat hebat sekali bagi suku Mee yang sudah mencanangkan konsep dasar Odaa Owaada agar tak boleh diruntuhkan oleh arusnya zaman.  


Persembahan untukmu bapaku Alm. Manfred Ch. Mote, S.Fil, sang rasul Odaa Owaada dari negeri Meepago di taman firdaus tua Surga. Dari anakmu, Gustaviana Touye Maga Mote di Tomohon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FORMULIR KONTAK

Nama

Email *

Pesan *