Kamis, 03 September 2020

Kemerdekaan Papua Barat

 Upacara Kemerdekaan Negara Papua Barat yang paling pertama di lapangan terbuka tapatnya di depan Kantor Pemerintahan Nerdelans New Guinea di Hollandia Pada tanggal 1 Desember 1961. Kantor Pemerintahan NNG itu Sekarang sudah Menjadi Kantor Gubernur Papua adalah Tempat bersejarah bagi Bangsa Papua.


Upacara sakral ini diikuti oleh Para pejabat dan ratusan warga berkumpul sejak pukul 08.00 di depan Gedung Nieuw Guinea Raad (NGR) atau Dewan Nugini Belanda atau Papua. Mulai dari anggota-anggota partai politik, adviesraad Hollandia, para kepala distrik, Marcus Kasiepo, Willem Inuri, hingga Gubernur Nugini Belanda (NGR) Pieter Johannes Platteel. 


Para politisi dan negarawan Papua Barat yang terdidik lewat sekolah Polisi dan sebuah sekolah Pamongpraja (Bestuurschool) di Jayapura (Hollandia), dengan mendidik 400 orang antara tahun 1944-1949 mempersiapkan kemerdekaan Papua Barat.


Selanjutnya atas desakan para politisi dan negarawan Papua Barat yang terdidik, maka pemerintah Belanda membentuk Nieuw Guinea Raad (Dewan Nieuw Guinea). Beberapa tokoh-tokoh terdidik yang masuk dalam Dewan ini adalah M.W. Kaisiepo dan Mofu (Kepulauan Chouten/Teluk Cenderawasih), Nicolaus Youwe (Hollandia), P. Torey (Ransiki/Manokwari), A.K. Gebze (Merauke), M.B. Ramandey (Waropen), A.S. Onim (Teminabuan), N. Tanggahma (Fakfak), F. Poana (Mimika), Abdullah Arfan (Raja Ampat). Kemudian wakil-wakil dari keturunan Indo-Belanda adalah O de Rijke (mewakili Hollandia) dan H.F.W. Gosewisch (mewakili Manokwari).


Setelah melakukan berbagai persiapan disertai dengan perubahan politik yang cepat akibat ketegangan Indonesia dan Belanda, maka dibentuk Komite Persiapan Kemerdekaan Papua Barat (KPKPB) yang beranggotakan 21 orang.


Inisiasi kemerdekaan Papua Barat muncul dari manifestasi politik Komite Persiapan Kemerdekaan Papua Barat (KPKPB) yang mendesak Belanda pada 19 Oktober 1961 di Hollandia. Mereka ialah Nicholaas Jouwe, E.J. Bonay, Nicholaas Tanggahma, dan F. Torey. Marcus dan Inuri juga menjadi bagian yang mendorong mereka.


Sehingga Mereka-Mereka ini membantu Dewan Nieuw Guinea dalam mempersiapkan kemerdekaan Papua Barat. Komite ini akhirnya dilengkapi dengan 70 orang Papua yang berpendidikan dan berhasil melahirkan Manifesto Politik, yang berisi:


“Kami bangsa Papua menuntut untuk mendapatkan tempat kami sendiri. Sama seperti bangsa-bangsa merdeka di antara bangsa-bangsa itu kami bangsa Papua ingin hidup sentosa dan turut memelihara perdamaian dunia," bunyi pernyataan dalam manifesto politik yang ditandatangani puluhan orang tersebut, dan Menentukan: 


Menetukan nama Negara          : Papua Barat

Menentukan lagu kebangsaan : Hai Tanahku Papua

Menentukan bendera Negara   : Bintang Kejora

Lambang Negara Papua Barat adalah Burung Mambruk dengan semboyan “One People One Soul”.

Menentukan bahwa bendera Bintang Kejora akan dikibarkan pada 1 November 1961.


Rencana pengibaran bendera Bintang Kejora tanggal 1 November 1961 tidak jadi dilaksanakan karena belum mendapat persetujuan dari Pemerintah Belanda. Tetapi setelah ada persetujuan dari Komite Nasional, maka Bendera Bintang Kejora dikibarkan pada 1 Desember 1961 di Hollandia, sekaligus “Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat”.


Bendera Bintang Kejora dikibarkan di samping bendera Belanda, dan lagu kebangsaan “Hai Tanahku Papua” dinyanyikan setelah lagu kebangsaan Belanda “Wilhelmus”. Deklarasi kemerdekaan Papua Barat ini disiarkan oleh Radio Belanda dan Australia selain itu Peristiwa ini menjadi berita utama Koran Pengantara edisi 2-9 Desember 1961 dengan tajuk "Bendera Papoea Barat Berkibar"


Pada tanggal 1 desember 1961 Upacara serupa juga terjadi di berbagai wilayah Papua, yang merupakan Basis Nasionalisme Papua Seperti di Biak, Wagete, Manokwari dll.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FORMULIR KONTAK

Nama

Email *

Pesan *