Epouto dijuluki sebagai "Pusat Peradaban" begitu tulisan dalam buku "27 jaar Missionaris in irian jaya 1953-1980' Cleophas Ruigrok 1996 - page 218"
Oleh : Parex Tekege
Melalui Auki Tekege berhasil Menghadirkan Pastor Herman Tillemans M.S.C di Modio, Natal tahun 1935 terjadi pesta besar di Modio bersama para tonawi asal Meeuwodide. Sebenarnya perjalanan Tillemans Singkat. Mulai tahun 1935 sampai 1949 tetapi Pastor Tillemans berhasil membuka 10 buah Sekolah Rakyat dan 6 pusat stase di Wilayah Wisselmeren.
Kemudian pada awal tahun 1949 Pastor Tillemans melakukan seraterima daerah Wisselmeren, dari ordo M.S.C Kepada Ordo OFM Karena saat itu ordo OFM suda banyak di Daerah Wisselmeren dan Tillemans juga harus kembali ke Merauke untuk alas tertentu, Saat upacara seraterima itu sekaligus ditetapkan pusat OFM di Enarotali dan melakukan Pembagian Tugas kepada beberapa Pastor Ofm, Salah satunya Cris Jan Severins Ofm.
Bruder Cris Jan Severins Ofm, Misionaris Ofm Pertama yang telah berhasil membuka Stase Epouto pada tanggal 04 oktober 1951 - doc.stichting papua erfgoed |
Persiapan yang dilakukan adalah Membangun Gereja, Persiapkan alat liturgi dlm gereja, membangun Pastoran, Hortikulturan sebagai bekal selama bertugas. Persiapan selesai pada akhir bulan september, kemudian Misionaris Ofm melakukan pertemuan di Enarotali, untuk membahas persiapan stase baru, hasil dari pertemuan itu terjadi kesepakatan bahwa Stase Epouto harus diberi Nama Stasi Santo Fransiskus Asisi karena Stase Epouto Merupakan buah Karya pertama ordo OFM Fansiskan. Pemberian Nama ditetapkan pada tanggal 04 oktober 1951, sehingga tanggal 4 oktober setiap tahun telah Menjadi hari ulan Tahun Paroki Epouto.
Uskup Mgr. Herman Muninghoff dan Umat Paroki Epouto di Halam Gereja Paroki Epouto pada tahun 1974. foto doc.stichting papua erfgoed |
Karena kepedulian para misionaris terhadap kaum wanita menjadi fokus misi sejak awal, maka Perempuan Mee tentunya bukan kelompok yang terlupakan dalam pekerjaan para Misionaris, sehingga sejak awal tahun 50an di Epouto juga suda dibuka "huishoudschool" atau "sekolah sains domestik" atau yang dikenal dengan sebutan SKP.
Di SKP Para suster mengajari perempuan Mee di bidang mencuci, memasak, menjahit pakaian, Mereka belajar tentang kesehatan, perawatan dan kebersihan bayi. Sr.Carla Holla, Sr.Grace dan Sr.Annie pernah mengajar tanpa otoritas di SKP ini, sampai banyak ibu-ibu datang untuk belajar. Setelah 25 lama SKP berada di epouto kemudian sekitar akhir tahun 70an dipindahkan ke Enarotali sekarang dikenal dengan nama SKB iyaitaka Enarotali.
Pendataan Peserta SKP yang dilakukan Oleh Suster Carla Holla di Pusat SKP di Ipikebo Epouto, Tahun 1969 - Foto doc. Stichting papua erfgoed. |
Gedung Catechetisch Coaching Centrum atau Pusat Pembinaan Kataketi atau yang dikenal dengan sebutan PPK Epouto, Foto awal tahun 60an. doc.stichting papua erfgoed |
Pada tahun 1962 Uskup Hollandia Manfred Rudolf Staverman Ofm, memerintahkan kepada Pastor Rombouts, untuk mulai melakukan persiapan tempat pembangunan SMP yang lokasinya di Enarotali atau di Epouto. Pastor Rombouts memilih Lokasinya di Epouto karena saat itu beliau masi bertugas di Epouto sebagai ketua PPK.
Setelah Menyiapkan berbagai persiapan untuk Mendirikan SMP, pada tanggal 04 Oktober 1963 SK pendirian SMP YPPK St.Fransiscus Epouto dikeluarkan Berstatus Swasta yang dimiliki oleh Yayasan Katolik dan SK Ijin Operasional keluar pada tanggal 26 November 1963.
Pastor Willem Rombouts Ofm dan Siswa SMP YPPK Epouto di halaman SMP YPPK Epouto, Tahun 1969 - Foto doc. stichting papua erfgoed. |
Siswa SMP YPPK Epouto sedang bermain Volly di Lapangan SMP, Tahun 1969 - foto doc.stichting papua erfgoed |
Siswa SMP YPPK Epouto sedang Makan di Ruang Makan, tahun 1969 - foto doc.stichting papua erfgoed |
Pendiri SMP YPPK Epouto adalah Pastor Willem Rombouts Ofm, Cris jan Severins Ofm dan Pastor Tettero Ofm, Pemikir Mulia atau pencetus ide Mulia membuka SMP Adalah Uskup Hollandia Mgr. Manfred Rudolf.
Siswa SMP YPPK Epouto di Asrama, tahun 1969 - foto doc.stichting papua erfgoed |
Papan nama SMP YPPK St.Fansiscus Epouto di Moanemani, Foto sekitar tahun 80an - doc.stichting papua erfgoed. |
Sekarang SMP YPPK suda berdiri kembali di Epouto berkat perjuangan Esau Tekege. Sampai detik ini SMP YPPK Epouto suda menamtkan 12 angkatan, Setelah dibukan kembali lagi di Epouto.
Sejarah Pendirian Kembali SMP YPPK Epouto berpola Asrama di Epouto
Gabungan foto Pendiri SMP YPPK EPOUTO, Esau Tekege dan Murid-muridnya serta Anak-anak Asrama Epoo. doc.editPribadi MD |
Sekitar pertengahan tahun 1978, SMP YPPK Santo Fransiskus Asisi Epouto yang telah berkiprah puluhan tahun, dipindahkan ke Moanemani, tetapi namanya tidak berubah hanya ditambahkan Moanemani saja karena dipindahkan. Jadi namanya adalah SMP YPPK Santo Fransiskus Epouto di Moanemani, yang hingga kini masih eksis di Moanemani.
Praktis, Epouto yang adalah salah satu daerah pewartaan misionaris Katolik Ordo OFM, kini tak ada lagi sekolah menengah pertama (SMP) Hanya ada Sekolah Dasar (SD) selama 30 tahun sehingga Anak-anak dari Epouto dan beberapa kampung sekitarnya yang hendaknya melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP, terpaksa harus "merantau" ke Moanemani, Waghete, Enarotali dan Nabire Meninggalkan kampung halamannya, anak-anak hanya bisa bertemu dengan orang tua dan familinya saat masa liburan, misalnya Natal, Paskah, dan libur besar (Juni-Agustus).
Dalam situasi seperti itu, Esau Tekege seorang Guru Pioner yang awalnya bertugas di Ilaga (Puncak Papua) pindah ke Paniai dan bertugas di Epouto sejak tahun 2002, Beliau menjadi guru kelas di SD YPPK Epouto dan aktif mengajar di SD tersebut.
Pak Guru Esau Tekege, S.Pd - foto doc.yamoyeAB 2017 |
Setelah Beliau mengajar di Epouto selama 3 (tiga) tahun di Epouto, Beliau mendengar banyak kerinduan Masyrakat Epouto, Awalnya hanya dengar-dengar cerita dari orang-orang tua, Tetapi kemudian berubah, Esau Tekege Merangkul kerinduan hati Mereka dan Kumpulkan data untuk selama 4 (empat) Tahun.
Suasana Apel pagi gabungan SD YPPK dan SMP YPPK Epouto di Halam SMP YPPK Epouto, tahun 2009. Foto doc.pribadi MD. |
Kemudian pada tahun 2007 Esau Tekege membuat satu buah diktat tentang Sejarah SMP YPPK St. Santo Fransiskus Epouto dan kerinduan Masyarakat Untuk mengembalikan Warna Putih Biru yang Hilang itu. Awal bulan mei Esau Tekege mengirim surat ke Kementerian Pendidikan dan Budaya. Sehingga surat persetujuan untuk mendirikan 1 buah SMP YPPK di Epouto. SK Pendirian keluar pada bulan Mei tahun 2008, Sehingga impian Esau Tekege itu terwujud. SMP YPPK Epouto kembali dibuka tahun 2008.
Sekarang dengan mudahnya orang dapat menyaksikan anak-anak berpakaian SMP sedang menuju ke sekolah. Semenjak tahun 2008, pemandangan ini bukan lagi hal baru di Epouto karena sudah ada sejak dalu tetapi hanya saja menghilang selama 30 (tiga puluh) tahun. Ya, kini SMP YPPK Epouto telah hadir.
Suasana Upacara Pada hari senin di Halaman SMP YPPK Epouto. Nampak siswa-siswi angkatan pertama dan Kedua sedang dalam persiapan untuk melakukan Upacara bendera, tahun 2009 - Foto doc.pribadi MD |
Awalnya Karena belum ada bangunan SMP maka mereka pakai ruang kelas milik SD YPPK Santo Fransiskus Asisi Epouto," tetapi sekarang bangunan SMP suda ada dan bangunan SMP suda lebih dari cukup. Khusus tenaga pengajar, saat ini ada dua kelompok. Yakni Guru-guru PNS dan Guru-guru Kontrak. Guru kontrak ini diambil dari Sarjana-Sarjana yang saat ini masih menganggur. Jumlah keseluruhan tenaga pengajar sebanyak 14 orang. Sarana pembelajaran juga cukup mendukung sehingga aktivitas belajar mengajar di SMP YPPK Epouto akan berjalan terus.
Disela-sela itu Esau Tekege pernah mendirikan Asrama, Pada tahun 2006, Beliau berhasil mendirikan sebuah Asrama dengan Fasilitas yang cukup sederhana dan diberi Nama "ASRAMA EPOO di EPOUTO" Asrama pertama bagi para siswa/i adalah rumah peninggalan Misionaris, yang sering disebut “Pute To Owaa” atau Rumah Besi.
Foto anak-anak asrama Epoo di Epouto dan Pendiri Asrama Epoo Esau Tekege di halam Asrama Epoo, tahun 2007 - foto doc.pribadi MD |
Namun setelah SMP YPPK Epouto berdiri kembali di Epouto pada tahun 2008, Asrama baru pun didirikan oleh pemerintah setempat. Setelah SMP YPPK Epouto semakin maju dan berkembang maka banyak siswa/I yang datang dari plosok-plosok kampung untuk mengenyam pendidikan pada SMP tersebut.
Asrama yang didirikan tahun 2006 bertujuan agar sekolah dapat menampung siswa/inya. Bagi siswa-siswi yang kampung atau rumahnya jauh dari Epouto, bisa tinggal di asrama. Meski segala kebutuhan dan fasilitas asrama tersebut masih minim. bukan sekedar menampung, ada syarat-syarat bagi anak-anak yang tinggal di asrama.
Menurut Esau Tekege, sekolah berpola asrama ini adalah suda Menjadi Prioritas Gereja dan sudah sejalan dengan program pemerintah yang telah dicanangkan program Pendidikan Berpola Asrama. "Untuk mendukung Program Pemerintah, maka melalui kegiatan Musyawarah Pastoral (Muspas) I Gereja Katolik Dekanat Paniai pada Januari 2005, telah ditetapkan enam bidang pastoral, salah satunya adalah bidang pendidikan," jelasnya. Meski begitu, Esau berpendapat bahwa hasil Muspas I tersebut memang harus diikuti dengan tindakan nyata di lapangan, bukan sekadar kata-kata dan konsep belaka. "Jika berbicara mengenai Sekolah Berpola Asrama, maka bagaimana cara mewujudkan sekolah yang bermutu? Apa sumbangan dari kita untuk mewujudkan cita-cita luhur itu? Ini yang harus direnungkan bersama," tutur Esau Tekege.
Sekolah Berpola Asrama yang bermutu, kata Esau, harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Tapi itu saja tidak cukup, sebab harus ada pembentukan sikap dan watak manusianya (anak didik). Jadi, tenaga pendamping menjadi kebutuhan paling utama dan pokok untuk mendukung Sekolah Berpola Asrama, agar out-put dari sekolah ini menjadi mampu dan siap saing di era globalisasi ini. pungkasnya.
|
Kerinduaan orang tua agar anak-anak mereka tidak lagi pergi bersekolah jauh, tampaknya kian terobati. Tidak bermaksud hendak memanjakan buah hati mereka, tetapi alasan mendasar adalah Epouto harus menghadirkan kembali masa kejayaan puluhan tahun silam yang kini hanya tinggal kenangan itu.
Kenangan akan SMP yang dulu pernah terkenal di Tanah Papua, lantaran hasil didikan dari sekolah itu kini semua telah menjadi "manusia". Banyak pejabat besar yang ada sekarang, rata-rata tamatan SMP YPPK Santo Fransiskus Asisi Epouto.
Hingga kini tercatat hampir 400 lebih siswa yang suda menamatkan pendidikan di SMP YPPK Epouto, mereka berasal dari SD YPPK Uwebutu, SD YPPK Santo Fransiskus Asisi Epouto, SD Negeri Inpres Dimiya, SD Negeri Inpres Udaugi, SD Negeri Inpres Waidide, bahkan ada pula beberapa siswa dari SD YPPK Dei (Distrik Eka) dan ada siswa/i Suku Mou dan Migani.
---@---
Saat ini Pendiri SMP YPPK Epouto dan Pendiri Asrama Epoo di Epouto, Esau Tekege Masih setia makan kapur di kelas sebagai seorang Guru di SMP YPPK Epouto demi Anak muda Generasi Emas Papua, terlebih khusus untuk Anak-anak Yatamo. Saat ini juga keadaan belajar mengajar pada SMP YPPK Epouto sedang berjalan lancar dan suda dibuka pendaftaran baru bagi siswa/i yang baru menamatkan SD bisa mendaftar di sana - Esau Tekege dan Alam Tage Menunggumu*
Akhir kata, Saya atas Nama Primus Interparex Enakidapode Tekege, S.STP Mengucapkan "Selamat Ulan Tahun Paroki St.Fransiskus Asisi Epouto dan SMP YPPK St.Fransiskus Epouto.
dipublikasi oleh : Admin Meeuwo Tempo Doeloe Melalui website mogodagiblogspot.com
bahan Reffrensi :
1. ikhtisar kronologis sejarah gereja katolik di irian barat - hari prakarta sareka yesuit.pdf.
2. "27 jaar Missionaris in irian jaya 1953-1980' Cleophas Ruigrok 1996 - page 218
3. "dokumen resmi sejarah SMP YPPK St.Fransiskus Asisi Epouto dan Kerinduan Masyarakat Epouto untuk mengembalikan SMP itu, yang ditulis Oleh Esau Tekege"
Luar biasa, semua cerita tentang sejarah SMP &PAROKI EPOUTO semoga menjadi kapital dalam mendalami peradabaan jati diri bagi Umat Meeuwodide menuju Pribadi kita yang memiliki harkat dan Martabat.
BalasHapusLuar biasa
Luar biasa gali sejarah lebih penting tetap gali salut 🙏🏽✊🏽💜
BalasHapusSangat luar biasa..Tingkatkan yaa
BalasHapus