Foto: Doc Penulis |
"Apa benar demikian adanya Negara ini?" Pertanyaan atas pernyataan
huruf kapital di atas ini, pastinya banyak persepsi dan banyak jawaban
akan bermunculan. Ada warga negara Indonesia yang mengatakan, YA benar
"bagi mereka yang menderita karena kelakuan Negara". Ada yang mengatakan
dengan tegas mengatakan "TIDAK" bagi mereka yang menjalankan kuasanya
dengan tangan besi dan lidah pedang bermata dua. Ada pula yang
mengatakan, TIDAKlah demikian kok "bagi mereka yang hidupnya hanya demi
dirinya dan keluarganya". Mungkin ada juga yang hanya berkerut kening
saja setelah membaca pernyataan di atas ini. Pasti ada juga yang hanya
like saja ketika melihat muncul di dunia maya, tanpa merenung barang 5
menit akan apa maksud pernyataan ini, dan lain-lain. Kesemua jawabannya
hanya berdasarkan "realita hidup ragawi" semata sebagai warga Negara
Indonesia.
Jawabanku atas pernyataan tersebut di atas; "Sangat BENAR"; Negara Republik Indonesia adalah Negara Serigala yang Rakus dan sangat lapar yang tidak pernah kenyang dan puas. Saking Laparnya Indonesia; selalu saja membohongi dunia dengan dali "Indonesia adalah salah satu Negara dunia yang sedang berkembang" dan "berjuang membangun masyarakat ke arah keadilan sosial-sejahtera". Tapi, kalau dilihat-lihat; bantuan dana yang masuk dari luar Negeri, selalu saja masuk di saku pribadi dan golongan para kapitalis-birokrat, politis dan juga dipakai untuk membiayai pagar negara (bukan pagar rakyatnya) yang sudah rapuh, sebetulnya. Ironisnya lagi adalah menguras dan menindas RAKYATnya sendiri, yang katanya kesejahteraan hidup dan keadilan sosialnya di jamin oleh negara.
Jawaban saya yang "Sangat Benar" di atas itu berdasarkan "KEJAHATAN KEMANUSIAN NEGARA" terhadap warganya sendiri, namun tidak pernah ada kata "MINTA MAAF" oleh Negara kepada masyarakatnya yang menjadi korban kebejatan negaranya. Malah Negara membenarkan para pelaku tindak kejahatan kemanusiaan demi NAMA BAIK di mata dunia Internasional. Kepada masyarakatnya yang menjadi korban dan keluarganya selalu dibungkam mulutnya dengan teror, intimidasi bahkan penghilangan misterius nyawa orang yang diangkat kepermukaan akan kejahatan negara tersebut.
Kejahatan Kemanusiaan atas nama "Kestabilan kekuasaan dan Keutuhan Negara" yang dimaksudkan di atas ini adalah seperti yang berikut ini. Pertama; pemerintahan OrBa berkuasa sekian juta masyarakat Indonesia disiksa, diculik - hilang, bahkan dibunuh, puncaknya peristiwa Trisakti berduka dan Tumbangnya Soeharto dari kursi kediktatorannya, tapi negara membungkam mulut masyarakat Indonesia dengan meneror dan membunuh para pejuang kebenaran - kemanusiaan. Pembantaian manusia Aceh dan Poso oleh Negara melalui Intasi Aparat Keamanan (TNI PolRi) dengan alasan demi "Mempertahankan Kesatuan Indonesia". Untuk masyarakat yang menderita dari kedua Daerah itu, Negara Indonesia berlagak "pemberi Obat Anti Inveksi Luka Batin Masyarakat yang berkepanjangan" itu dengan jalan Perundingan dan Dialog segelintir person. Masalah sudah selesai dan Indonesia yang lapuk masih aman. Pembantaian Manusia secara besar-besaran di Timor Timur setelah penentuan nasib sendiri oleh TNI. Pelaku Kejahatan kemanusiaan di Timor Timur sendiri mengatakan bahwa "Disana kami tidak melakukan kejahatan kemanusiaan, melainkan menjalankan tugas Negara; mempertahankan kesatuan bangsa". Sungguh, tak punya perasaan bersalah, yang penting negara melindunginya dan tindakannya pun dibenarkan oleh negara, karenanya memberi regitimasi untuk mencalonkan diri menjadi penguasa Negara dan kejahatannya dijadikan bahan kampaye, masalah selesai.
Kepada masyarakat yang secara fisik adalah SE-RUMPUN saja, Indonesia tanpa rasa bersalah dan tidak malu-malunyan, melakukan kejahatan kemanusiaan, baik berskala besar maupun kecil, atas nama pribadi maupun Intitusi, asal negara meng-iya-kan dan dipeliharanya dengan baik. Apa lagi di Papua. Sekian banyak rentetan kemanusiaan; kejahatan kepada fisik manusia, pembunuhan karakter/jiwa manusia Papua. Diluluhlantakannya tatanan bangunan hidup manusia Papua, sudah dan sedang dijalankannya Bangsa Indonesia terhadap bangsa Papua. Baik secara nyata maupun tidak nyata, dalam skala yang besar maupun skala yang kecil, manusia Papua dibantainya dari rumahnya sendiri "Tanah Papua". Jika, semua itu diangkat dan mencari solusi penyelesaiannya; Indonesia menstigmanya "Orang Papua adalah separatis jadi harus dimusnakannya" - habis perkara. Dan, kepada dunia, Indonesia mengatakan "orang-orang Papua" yang kami bantai adalah teroris, bukan manusia, Amerika maupun sekutunya pasti menerimanya dan bekerja sama untuk membantai Manusia Papua dengan jalan penanaman modal serta investasi besar-besaran Indonesia Papua.
Pada peringatan 1 tahun 8 anak sekolah yang ditembak mati oleh TNI dan PolRi di Enarotali _ Paniai, Papua; 8/12/2014 lalu, saya mau beritahu bahwa Negara Indonesia adalah Negara Serigala yang rakus_sudah makan tak kenyang. Maksudnya, dengan jelas-jelas dan nyata sudah dan sedang membantai manusia "rakyat melayu sendiri maupun rakyat Papua" dengan berbagai modul dan cara. Seperti peristiwa pembantaian 8 anak sekolah di Enarotali-Paniai, bahwa semua barang bukti dan pelaku maupun korbannya sudah jelas, namun Indonesia diam (mungkin bertepuk dada - 8 orang generasi Papua kedepan sudah telang dengan aman), Papua menderita-menjerit minta tolong. Apa artinya minta tolong (penyelesaian dan keadilan) kepada Indonesia yang adalah pelakunya sendiri. Minta tolong juga kepada Amerika, bukankah amerika adalah tuannya dan indonesia adalah dapurnya Amerika. Lalu kepada siapa kita harus minta tolong agar tercipta keadilan dan kedamaian di Tanah Papua_"Rumah Anak Negeri Papua"?
Saudaraku Papua; Marilah kita menyadari diri "Kita adalah Bangsa Papua, Yang Punya Harga Diri, Memiliki Rumah sndiri_'Tanah Papua'. Punya Tuhan Sendiri_ALLAH TRITUNGGAL MAHA KUDUS - Allah Moyang Bangsa Papua". Lepaskanlah baju ke-indonesia-an mu yng saudara/i paksa untuk mengenakannya itu, tapi Marilah kita membangun rumah kita sndiri di atas Tanah kita; Tanah Papua.
Salam Perjuangan Hidup _ Lambangnya Lima Jari.
***Koteka Son***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar