Selasa, 07 Juli 2020

Cerita Tentang Sang Legend

Saya lakukan Semuanya sesuai kemauan saya tetapi Tuhan tidak pernah Tinggalkan saya. Semuanya Terjadi Sesuai Harapan dan cita-cita saya sejak kecil, Juga sesuai Nama saya "Enaakidapode" Enaa-Enaa to kida tee woo koukodo wato woya. Amin.

Saya dilahirkan dari keluarga sederhana di Nabire 16 juli 1995 dan bertumbuh dengan sederhana. Masuk SD di Ilaga Puncak Papua  dan Pindah lagi ke Epouto sejak kelas dua SD sehingga saya menamatkan SD di Epouto. Melanjutkan SMP di SMP N 2 Nabire, Setelah kelas VIII Pindah lagi ke SMP N 1 Pantim sehingga saya menamatkan SMP di SMP N 1 Pantim sebagai lulusan terbaik dengan IPK tertinggi sehingga saya mendapatkan Rekomendasi dari Dinas P&P kab.Paniai untuk melanjutkan pendidikan di SMA di SMA N 3 Jayapura (Buper)  tetapi sejak kelas X semester dua saya pindah lagi ke SMA Satria Jayapura. dikarenakan Terpengaruh dalam dunia Pergaulan bebas sehingga saya tinggalkan SMA N 3 Buper. Sejak itupula Saya mengenal Segala jenis Pergaulan bebas, mulai dari Ganti-ganti Pasangan, Ganja, Minuman Alkohol, Aibon dan Merokok. Dunia saya adalah Dunia Pergaulan bebas, saya tidak mengenal orang, yang saya kenal adalah Miras, Narkoba, Aibon dan Ganja. sehingga Dunia Pendidikan itu bukan duniaku lagi dan hampir saja saya keluar Sekolah. Sering ke Sekolah tapi Miras tetap saya bawa terus (saat belajar Sedotan masuk dalam mulut, miras pakai sedotan) saat istirahat jikalau ada stok Ganja kami mulai berbagi di belakang sekolah. Ya, Saya Menjadi Anak Aibon, Orang menyebut saya pun Anak Aibon. Walau disebut anak Aibon Tapi saya menghiraukan hal itu dan sebutan itu tidak mengurangi Kenakalanku. Didalam pikiranku, apa yang saya lakukan itu hal benar. itu saja. Saya kenal dunia pergaulan bebas mulai bulan agustus 2011 saat baru naik kelas XI. kenakalan saya itu tidak pernah menurun selama tahun 2012. Kini tiba tahun 2013 dimana saya suda Kelas XII dan semester pertama suda saya lewati. Kami diberi libur Natal Sehingga saya memilih berlibur di Kampung, Pada suatu malam di kampung YTH saya merenungkan semua kenakalan saya itu sambil mempertimbangkan sekolah saya yang sedikit lagi akan mengikuti UN dan melanjutkan Kuliah itu. Saya Berpikir, jikalau saya masi Miras, Ganja, Perempuan, Aibon dan Merokok Apakah saya akan selesaikan Kulia? sementara kuliah ini biayanya cukup besar? Uang saya bisa habis semua gara" berfoya-foya dngn miras dll. Saya merenung sambil menangis tak henti". Akhirnya pada malam itu juga Tuhan berikan jawaban atas renungan saya. Sehingga saya berkesimpulan untuk tinggalkan semua itu dan fokus untuk persiapan UN SMA dan Sejak itupula saya bertekad untuk Mengikuti Tes IPDN. Libur telah selesai, saatnya saya kembali ke kota studi untuk melanjutkan SMA, 6 bulan  terakhir. Seiring berjalannya waktu segala kenakalan saya itupun dengan sendirinya terlupakan. Saya mengikuti UN dengan keadaan sehat Walafiat. Setelah satu minggu saya mengikuti UN saya jatuh sakit. saya sakit berat hingga saya menjadi lumpuh. Dua bulan saya sakit, akhirnya pada akhir bulan Mei Bapa saya menjemput saya di Jayapura dan kami pulang ke Paniai. Sesampai di Paniai sakit yang saya derita itu sembuh. Saya menunggu hasil UN dari kampung, dan saya dinyatakan LULUS UN. Tekad awal saya untuk mengikuti Tes IPDN itu belum berubah sehingga saya menunggu sampai Pendaftaran Tes IPDN itu dibuka, tetapi lama saya menunggu dan Teman-Teman seangkatan suda pergi Kuliah. Tibalah bulan september barulah Pendaftaran IPDN dibuka secara Resmi. Saya mendaftarkan diri melalui Kabupaten Deiyai Papua. Tetapi saya ditolak karena badan saya kecil, Maklum karena baru sembuh sakit badan saya belum pulih kembali. Tetapi saya Ngotot agar tetap diterima sebagai Peserta Tes IPDN, akhirnya saya diterima dan saya mendaftarkan diri melalui BKD Kab.Deiyai Papua. Selanjutnya Peserta Tes IPDN diarakan Ke Nabire untuk mengikuti tes psikologi di Nabire, Di Nabire beberapa kabupaten dari Meeuwo digabungkan mengikuti Tes Psikologi bersama, sehingga kami mengikuti bersama. Hasil akhir saya LULUS, Selanjutnya kami diarahkan ke Jayapura untuk mengikuti beberapa Tes, antara lain Tes kesehatan, TKD, Kesamaptaan dan Pantuhir. Tes di Tingkat Provinsi juga saya LULUS. Sehingga saya Resmi Menjadi Calon Praja (Capra) IPDN angkatan XXIV pada bulan November 2013. Saya berangkat ke Jawa untuk melanjutkan Pendidikan di IPDN. Sesampai disana saya masuk kampus dan mengikuti Proses Pendidikan di Lembah Mangalayang dengan baik. Proses pendidikan di IPDN terbagi atas tiga bagian yakni Perkuliahan, Pelatihan dan Pengasuhan ditambah Praktek Lapangan yang mana sebelum naik tingkat setiap Praja diwajibkan Praktek sebagai Pembelajaran pengabdian. Sehingga kami dituntut agar Lulus Empat Proses Pendidikan itu. Tingkat satu (Muda Praja) saya lewati, begitupula dengan tingkat dua (Madya Praja) saatnya Nindya Praja atau Tingkat Tiga saya jatuh sakit sehingga saya harus di rawat di rumah sakit sehingga hal itu membuat Nilai Pengasuhan saya Jatuh dan saya harus tinggal tingkat dan bergabung dengan adik-adik angkatan saya. Awalnya saya rasa sedih, kacau, Stres dll. "Orang sakit kok, malah tambah Turun Tingkat lagi" saya rasa berat untuk terima hal itu tetapi perlahan-lahan saya terbiasa untuk menaklukkan kegagalan itu. Saya bersemangat terus, tidak pernah saya berpikir bahwa saya telah Turun Tingkat. Dalam pikiran saya hanya berpikir "saya Masi Praja dan Masi Ada Waktu Untuk Berjuang lagi" akhirnya saya menaklukkan kegagalan saya itu dengan Judul Laporan Akhir (SKIRIPSI) "Mengulas Tentang Perda  Nomor 13 tahun 2013 tentang Pelarangan Menjual, mengkonsumsi, memproduksi dan mengedarkan Minuman Beralkohol" saya ambil judul itu karena saya adalah Mantan Peminum Kelas atas sehingga sebagai balasan atas kenakalan saya dulu itu saya Ambil Judul Tentang Miras. Akhirnya saya LULUS Ujian LA dengan Nilai Cukup Memuaskan. Saya TAMAT IPDN pada bulan Juli 2018. 5 TAHUN DALAM 5 MENIT artinya 5 tahun pendidikan itu saya kalahkan dengan semangat saya sehingga 5 tahun pendidikan itu tidak terasa, Terasa seperti 5 menit. Selang tiga bulan kemudian, tepatnya bulan oktober saya Kawin dengan dua perempuan. Dua perempuan saya taruh Maskawin bersamaan dalam satu hari. Hal Itu juga merupakan pembalasan saya terhadap Kenakalan saya saat remaja/SMA itu. Saya berganti-ganti pasangan dan Gara-gara perempuan saja saya hampir keluar sekolah dan menjadi Anak Aibon, sehingga saya balas hal itu.

Puji Tuhan sampai saat ini saya sudah tinggalkan semua kenakalan itu, hanya Rokok saja yg masih menjadi Teman hidupku.
- Soal Miras, saya suda balas dengan Laporan Akhir/SKIRIPSI dngn judul  ttg Miras "mengulas ttg perda miras no 13 thn 2013"
- Soal Playboy, saya sudah balas dengan Taru Maskawin dua Perempuan sama" dalam satu hari saja.
Hati legah... Hati tenang... Hati Puas..  Tuhan Tuntun Langkah Hidup saya kedepan.

Saat ini saya berumur 24 Tahun sudah menjadi PNS, sedang bertugas di Kab.Sumba Tengah NTT dan Status saya Memiliki Dua Istri dan Empat Anak.

Pulau Sumba, 11 juni 2020

Primus Interparex Tekege, S.STP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FORMULIR KONTAK

Nama

Email *

Pesan *